sumedangekspres – Pengungsi Rohingya Luntang-lantung di Kantor Gubernur Aceh Usai Ditolak Warga Setempat.
Etnis pengungsi Rohingya kembali dihantarkan ke Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, pada Senin (11/12/2023).
Kedatangan mereka ke kantor gubernur ini dipicu oleh penolakan yang terjadi di Saree, di mana warga setempat menghalangi mereka di depan pintu gerbang Bumi Perkemahan Pramuka Sare.
Baca Juga:6 Fakta Pengungsi Rohingya yang Membludak Terus Berdatangan ke AcehDugaan Perdagangan Orang Pada Pengungsi Rohingya : Jokowi Akan Tindak Tegas
Pukul 02.00 WIB dini hari, pengungsi Rohingya kembali dibawa ke Kantor Gubernur Aceh oleh aparat kepolisian dan relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) dengan upaya pengawalan.
Meskipun telah berjibaku sejak malam sebelumnya, hingga pukul 09.21 WIB, UNHCR belum terlihat melakukan penanganan terhadap situasi ini.
Sebanyak 135 pengungsi yang terdampar sejak sore kemarin kembali mengalami ketidakpastian mengenai penempatan mereka.
Bahkan, saat ini mereka dipindahkan ke Taman Ratu Saifatuddin.
Beruntungnya, relawan RAPI mengambil inisiatif untuk menggalang dana di depan kantor gubernur Aceh.
Dana yang terkumpul digunakan untuk membeli makanan bagi para pengungsi Rohingya tersebut.
Fahrulrazi, relawan RAPI Kota Banda Aceh, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan penanganan terhadap pengungsi sejak dini hari tadi.
Tindakan ini diambil sebagai bentuk kemanusiaan karena etnis Rohingya tersebut sudah terlantar sejak sore kemarin di Banda Aceh dan Aceh Besar, serta mendapatkan penolakan dari warga setempat.
Baca Juga:Pengungsi Rohingya Diduga Rusak Fasilitas Rusun di Sidoarjo, Video Viral di Media Sosial3 Daya Tarik Balong Geulis Sumedang, Destinasi Pilihan untuk Isi Liburan Akhir Tahun 2023
Alasan penolakan tersebut masih belum jelas, sehingga akibat dari penolakan tersebut, para pengungsi Rohingya kembali dihantarkan ke depan Kantor Gubernur Aceh dini hari ini.
Fahrul menyayangkan sikap UNHCR yang belum terlihat di lokasi hingga saat ini. Hal ini menyebabkan para pengungsi terus mengalami ketidakpastian mengenai penempatan mereka.
“Kantor gubernur di Aceh ini nomor satu. Kita tidak tahu lagi mau antar mereka ke mana,” ungkap Fahrul.
Ia juga menyampaikan keprihatinan terhadap ketidakhadiran UNHCR yang berdampak pada kondisi para pengungsi yang masih mengalami ketidakpastian tempat tinggal mereka.
Demikian pembahasan Pengungsi Rohingya Luntang-lantung di Kantor Gubernur Aceh Usai Ditolak Warga Setempat.***