sumedangekspres– Menindaklanjuti zero bullying pelajar di Kabupaten Sumedang, Bullying adalah suatu tindakan agresif yang dilakukan secara berulang yang dilakukan oleh satu kelompok pada satu individu tertentu. Bullying biasanya ditujukan untuk individu yang dinilai lebih lemah atau berbeda di antara kebanyakan individu lainnya. Oleh karena itu, PEMKAB Sumedang telah mencanangkan gerakan zero bullying pelajar, di seluruh lingkungan sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Sumedang.
Guna bisa mewujudkan zero bullying pelajar di Kabupaten Sumedang, Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman, mengajak kepada para pelaku pendidikan agar bisa menerapkan pola pendidikan berbasis kasih sayang di sekolah. Sebagaimana diungkapkan Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman, saat pencanangan zero bullying pelajar, di Gedung Negara, Sumedang, beberapa waktu lalu.
Herman menyebutkan, kasih sayang merupakan jurus ampuh untuk menekan terjadinya perundungan di sekolah-sekolah-sekolah. Pendidikan berbasis kasih sayang ini, kata Herman, sebenarnya telah sejak lama dikembangkan di Kabupaten Sumedang, yaitu oleh sang guru qolbu Almarhumah Ibu Een Sukaesih.
Baca Juga:Tempat Kuliner Sumedang Cocok untuk Tahun Baruan Bareng Keluarga Tercinta!Klaim Tentara Israel Jika Terowongan Hamas Bisa Masuk Mobil: Bagaimana Faktanya?
Herman menuturkan, sosok Almarhumah Ibu Een Sukaesih ini, merupakan salah seorang pejuang pendidikan yang telah mendapat predikat Guru Qolbu. Beliau telah mengembangkan pendidikan berbasis kasih sayang, dan menjadi role model dalam program zero bullying di Kabupaten Sumedang.
Dengan segala keterbatasannya, Almarhum Bu Een mampu berkiprah dalam dunia pendidikan dengan mengajarkan dan memberi kasih sayang kepada anak-anak didiknya hingga mereka memiliki karakter.
Penguatan pendidikan karakter merupakan kunci utama agar anak tidak jadi pelaku perundungan atau bullying. Pola pendidikan berbasis kasih sayang ini, sambung Herman, tentunya harus dikembangkan di dunia pendidikan, sebagai upaya untuk meminimalisasi terjadinya perundungan di kalangan pelajar.
Herman mengatakan, gerakan zero bullying berbasis kasih sayang ini, merupakan sebuah ikthtiar untuk membentuk para pemimpin masa depan yang berkualitas di Sumedang.
Ini adalah salah satu ikhtiar agar mampu menghasilkan anak didik yang cerdas, berkarakter, penyayang sebagai calon pemimpin masa di depan. Hal yang sama diungkapkan Psikolog Klinis RSUD Risma Wiastuti.
Menurutnya, mencegah bullying ini sangat penting dan harus dilakukan secara masif. Salah satu dampak yang cukup sering terjadi pada individu yang menjadi korban dari bullying adalah gangguan kesehatan mental.