Bukan Akibat Sesar Baribis! Ternyata Gempa Sumedang Dipicu oleh Sesar Aktif yang Belum Terpetakan

Bukan Akibat Sesar Baribis! Ternyata Gempa Sumedang Dipicu oleh Sesar Aktif yang Belum Terpetakan
Bukan Akibat Sesar Baribis! Ternyata Gempa Sumedang Dipicu oleh Sesar Aktif yang Belum Terpetakan (ist/ayojakarta.com)
0 Komentar

sumedangekspres – Bukan Akibat Sesar Baribis! Ternyata Gempa Sumedang Dipicu oleh Sesar Aktif yang Belum Terpetakan

BMKG menyampaikan bahwa gempa dengan magnitudo 4,8 yang melanda Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan.

Dalam konferensi pers di kanal YouTube BMKG pada Senin dini hari, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa ini terjadi persis di kota Sumedang sesuai dengan lokasi kerusakan yang terjadi. Dia menyatakan bahwa penyebab gempa tersebut adalah sesar aktif yang belum terpetakan.

Baca Juga:Tahun Baru, Sumedang Diguncang 4x Gempa! Berikut Antisipasi Saat Gempa Susulan yang Wajib Kamu Tahu Biar Gak Panik!Mengintip Keindahan Stasiun Kereta Api di Bandung, Dirancang Oleh Arsitek Belanda!

Daryono menyatakan bahwa kejadian gempa bumi ini menarik perhatian pihaknya untuk melakukan studi lebih lanjut terkait titik sesar gempa yang belum terpetakan, dengan tujuan untuk mengurangi potensi korban jiwa.

Sebagai contoh, dia merujuk pada kejadian gempa di Cianjur (Jawa Barat, 2022) yang sesar gempanya tidak terdeteksi sebelumnya.

Dia menyampaikan bahwa sesar-sesar yang terdapat di wilayah tersebut berada cukup jauh dari pusat kota Sumedang.

Oleh karena itu, perlu memberikan perhatian serius terhadap aktivitas sesar ini sebagai langkah antisipatif untuk perencanaan pembangunan di Sumedang ke depannya.

Daryono menjelaskan bahwa gempa dangkal di Sumedang menjadi potensi risiko yang signifikan apabila pusat gempa terletak di daerah pemukiman padat penduduk, memiliki kekuatan besar, dan bangunan di area tersebut tidak tahan terhadap gempa.

Dia menyampaikan bahwa akibat kedalamannya yang sangat dangkal, muncul masalah karena sebagian besar rumah yang dibangun tidak memiliki ketahanan terhadap gempa.

Maka dari itu, ia menyarankan agar masyarakat memerhatikan ketahanan terhadap gempa saat membangun struktur, mengingat lokasi tersebut berada di wilayah yang memiliki risiko gempa bumi yang cukup tinggi.

Baca Juga:Jangan Pernah jadi Golongan Putih! Inilah Pengertian dan Pengaruh Golput Terhadap Politik10+ Rekomendasi Wisata Lembang Murah Tahun Baru yang Gak Bikin Dompet Gerah, Bikin Ayangmu Makin Betah!

Daryono menyatakan bahwa untuk masa yang akan datang, wilayah Sumedang disarankan untuk mengembangkan rumah yang memiliki ketahanan terhadap gempa dan menyediakan panduan yang sesuai dalam menghadapi gempa besar.

Hal ini bertujuan agar rumah tahan gempa dapat menjadi solusi yang aman ketika terjadi gempa.

Selain itu, disarankan kepada masyarakat untuk berhati-hati di daerah perbukitan dengan lereng curam, karena gempa susulan yang signifikan dapat menyebabkan terjadinya longsoran dan tumpahan batu.

0 Komentar