sumedangekspres,Â
sumedangekspres, KOTA – Sedikitnya 110 rumah di Kabupaten Sumedang mengalami rusak parah akibat gempa, Minggu (31/12). Tercatat juga, sebanyak 138 rumah mengalami rusak ringan.
Dan hingga Senin (1/1/2024), lebih dari 400 orang mengungsi. Mereka tersebar di sejumlah kecamatan yang berada di wilayah Sumedang kota.
Penjabat (Pj) Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan, terdapat sebelas korban luka akibat gempa berkekuatan 4,8 skala richter (SR). Satu orang menjalani perawatan di RSUD Sumedang dan seorang lagi dirujuk ke rumah sakit di Bandung.
Baca Juga:Twin Tunnel Retak, Tol Tetap BeroperasiJatihurip Salurkan BLT DD
Herman mengatakan, Kabupaten Sumedang mendapatkan ujian tiga kali gempa pada Minggu (31/12). Pertama, magnitudo 4,1, kedua susulan magnitudo 3,4 dan terakhir magnitudo 4,8 pada pukul 20.34
“Saat kejadian yang terakhir, kita Forkopimda baru selesai Apel Kesiagaan Pengamanan Tahun Baru 2024,” ujar Herman.
Ditegaskan, pihaknya bersama Forkopimda langsung berbagi tugas untuk melakukan cek dan ricek kondisi di lapangan.
“Ada dua kawasan yang terkena dampak langsung gempa bumi. Pertama, Rumah Sakit yaitu ada dua, RSUD dan RS Pakuon,” jelasnya.
Selanjutnya, kedua area pemukiman warga. Di Babakan Hurip, Tegalsari, Cipameungpeuk dan Cimalaka.
“Paling banyak kerusakan ada di Babakan Hurip. Forkopimda sudah mengecek langsung ke lapangan, hasilnya ada 53 rumah yang retak,” terangnya.
Dikatakan, terkait dengan RS yang paling banyak pasien Rawat Inap ada di RSUD Sumedang. Ada 248 pasien rawat inap dan ada 83 pasien di IGD.
Baca Juga:Madrasah Gusuran Tol TerbengkalaiWarga Hadang Truk Pengangkut Sampah
Dia menjelaskan, ada tiga bangunan utama di RSUD Sumedang yang retak dan sedang dilakukan assessment secara cermat. Ketiga bangunan tersebut adalah ruangan paviliun, VIP dan Sakura.
“Kondisinya ketiga bangunan tersebut sangat mengkhawatirkan. Kami tidak mau mengambil risiko, sudah diputuskan semua pasien yang ada di tiga bangunan tersebut dievakuasi. Kami juga bergerak cepat dan sudah memasang lima tenda,” jelasnya.
Dia mengatakan, dari pasien yang ada, ada dua pasien yang kondisinya kritis.
“Itupun sudah kami berikan perhatian khusus. Termasuk, ada beberapa bayi juga. Kami cek dan ricek, jangan sampai ada kekurangan oksigen. Jadi, prinsipnya jangan sampai menangani permasalahan kemudian ada ekses,” jelasnya.