sumedangekspres – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta negara-negara di seluruh dunia untuk memberlakukan peraturan ketat terhadap penggunaan vape atau rokok elektronik.
WHO mengatakan rokok elektrik bukanlah alternatif yang efektif untuk berhenti merokok dan bahkan mungkin berdampak negatif, terutama pada kaum muda.
Perdebatan global mengenai vape atau rokok elektronik semakin memanas.
Meskipun beberapa orang menganggapnya sebagai pilihan yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional, WHO menekankan bahwa rokok elektrik dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
Baca Juga:Arus Lalu Lintas Padat, Namun Tingkat Kecelakaan Turun di Tol Cikopo-Palimanan Selama Libur Tahun Baru 2024Kebijakan Jokowi Terbukti Efektif, Harga Cabai Rawit dan Beras Terkendali Pasca-Natal dan Tahun Baru 2024
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kerusakan paru-paru, dan bahkan dapat menjadi pintu masuk kecanduan nikotin pada kaum muda.
Menurut WHO, vape di kalangan anak muda dapat mempunyai dampak jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat.
Mereka berpendapat bahwa rokok elektrik tidak boleh dilihat sebagai solusi untuk berhenti merokok, karena dapat menyebabkan ketergantungan nikotin, terutama pada kelompok usia yang lebih muda.
Beberapa negara telah merespons seruan WHO dengan menerapkan aturan ketat terhadap penggunaan vape.
Singapura, Thailand, Brasil, dan Australia adalah beberapa contoh negara yang telah melarang atau memberlakukan pembatasan serius terhadap penjualan dan penggunaan vape.
Langkah-langkah ini diambil untuk melindungi masyarakat, khususnya generasi muda, dari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan vape.
Singapura, sebagai salah satu contoh, telah melarang penjualan dan impor vape sejak tahun 2018.
Baca Juga:Usulan Penundaan Penyaluran Bansos hingga Pemilu 2024: Pro dan KontraDampak Jangka Panjang Gempa Bumi terhadap Kualitas Tidur dan Cara Mengatasinya
Mereka percaya bahwa langkah ini penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran kebiasaan merokok elektronik di kalangan remaja.
Thailand juga telah mengambil tindakan serius dengan melarang penggunaan vape di tempat umum dan mengenakan sanksi tegas bagi mereka yang melanggar aturan tersebut.
Brasil dan Australia juga mengikuti jejak dengan menerapkan aturan ketat terkait iklan dan penjualan vape.
Meskipun beberapa negara telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, tantangan global tetap ada.
WHO terus mendorong negara-negara lain untuk mengadopsi kebijakan serupa guna melindungi kesehatan masyarakat dari potensi risiko yang ditimbulkan oleh penggunaan vape.
Dalam menghadapi tantangan ini, kerjasama internasional dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya vape menjadi kunci utama untuk mencapai hasil yang positif dan melindungi generasi muda dari ancaman kesehatan yang mungkin terjadi.***