sumedangekspres – Bencana hidrometeorologi merupakan ancaman serius yang kerap menghantui Indonesia, terutama pada periode akhir tahun hingga menjelang tahun baru, sekitar bulan Desember-Februari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) secara rutin memberikan peringatan terkait fenomena ini.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), seperti yang dikutip dari Modul Hidrometeorologi UGM (2022), menunjukkan bahwa Indonesia selama 20 tahun terakhir telah mengalami peningkatan tren bencana alam, termasuk bencana hidrometeorologi.
Baca Juga:Gempa Bumi Guncang Sumedang: Terowongan Tol Cisumdawu Alami Keretakan, Begini Tanggapan PUPRTidak Berpotensi Likuifaksi: Analisis Geologi Terkait Gempa Sumedang, Jawa Barat
Dampak dari bencana ini melibatkan risiko kehilangan nyawa, cedera, dan kerugian lainnya, seperti kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial dan ekonomi, serta kerusakan lingkungan.
BPBD Yogyakarta menyebutkan bahwa penyebab bencana hidrometeorologi berkaitan dengan parameter meteorologi, termasuk curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin.
Jenis bencana hidrometeorologi bervariasi, mulai dari badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, hingga banjir, embun, suhu dingin, longsor, angin kencang, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kualitas udara buruk.
Penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memahami jenis bencana ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan.
Ini termasuk menjaga kebersihan lingkungan, memastikan talang air bersih dan lancar, tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran air hingga sungai, serta memperhatikan saran dan himbauan resmi dari pemerintah.
Koordinasi dengan pihak terkait dalam penanganan bencana juga perlu diutamakan. Dengan pemahaman dan tindakan bersama, diharapkan dapat mengurangi risiko serta dampak negatif dari bencana hidrometeorologi di Indonesia.***
Demikian merupakan artikel mengenai Bencana Hidrometeorologi di Indonesia: Kewaspadaan dan Pencegahan!.