sumedangekspres – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, angkat bicara terkait isu overtourism yang melanda pulau Bali.
Menurutnya, masalah yang terjadi di Bali bukan semata-mata karena jumlah kunjungan wisatawan, melainkan kurangnya pengaturan wisata yang merata di seluruh wilayah Bali.
“Yang terjadi di Bali bukan jumlah wisatawan yang masuk, tapi pengaturannya,” kata Sandiaga Uno.
Baca Juga:Wisatawan Gunungkidul Capai 3.447.743 Orang di 2023, Apakah Termasuk Kamu?Hoax! Video Viral Longsor di Jalan Cadas Pangeran Sumedang
Dalam acara Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta hari Rabu (3/1/2024), Sandiaga Uno menjelaskan bahwa meskipun Bali telah masuk dalam daftar destinasi wisata yang mengalami overtourism menurut World Travel & Tourism Council (WTTC), jumlah kunjungan wisatawan masih sesuai dengan proyeksi dan ekspektasi pemerintah.
“Tidak ada lonjakan yang terlalu signifikan, seperti yang disampaikan oleh Pak Handy (General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali),” ungkap Sandiaga Uno.
Sandiaga menekankan bahwa permasalahan utama yang muncul adalah penumpukan wisatawan di Bali Selatan dan kurangnya pengaturan yang baik dalam menyebarluaskan kunjungan ke wilayah lain di Bali.
“Kenapa semua menumpuk di Bali Selatan? Bapak Pj Gubernur dan Kadis Pariwisata telah mempromosikan wisata Bali Utara, Bali Barat, maupun Bali Timur. Kami juga mendorong agar investasi lebih banyak di luar Bali Selatan supaya terdistribusi,” tambahnya.
Pemerintah berencana mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah overtourism di Bali.
Salah satu solusinya adalah mewajibkan turis asing membayar pajak wisata sebesar Rp150 ribu dan merancang Light Rail Transit (LRT) sebagai transportasi publik di Pulau Dewata.
“Masalah overtourism menjadi catatan kami karena sebetulnya dari jumlah wisatawan, dibandingkan dengan jumlah 2019, masih di bawah sekitar 30 persen,” terang Sandiaga Uno.
Baca Juga:Presiden Jokowi Kirim Karangan Bunga ke Rumah Duka Rizal RamliCak Imin: Jawa Barat Kekuatan Kita, Minimal 50 Persen Menangnya
Meski mencatat kelebihan wisatawan, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, menegaskan bahwa pihaknya telah belajar dari pengalaman kemacetan lalu lintas akibat peningkatan jumlah kendaraan dan keterbatasan kapasitas parkir di tempat pusat oleh-oleh.
Harapannya, langkah-langkah yang diambil pemerintah dapat mencegah terulangnya masalah serupa di masa mendatang.