sumedangekspres – UMKM Ingin Pemilu Dilaksanakan Tiap Tahun.
Pesta demokrasi lima tahunan, atau pemilu, tidak hanya menjadi momen penting dalam dinamika politik negara, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan bagi pelaku bisnis skala kecil dan pedagang kaki lima (K-5).
Artikel ini akan membahas bagaimana pesta demokrasi tersebut menjadi ladang rezeki dadakan bagi mereka, mengubah kondisi perekonomian mereka dalam skala lima tahunan.
Momen Bisnis Skala Kecil dan K-5 pada Pemilu:
Pelaku bisnis skala kecil dan pedagang K-5 merasa beruntung setiap kali pesta demokrasi lima tahunan berlangsung. Dalam setiap pemilu, terjadi peningkatan penjualan barang dagangan mereka karena adanya kampanye, keramaian, dan pengumpulan massa oleh peserta pemilu dan tim sukses mereka.
Baca Juga:Zulkifli Hasan ‘Diarak’ Warga PapuaWaktu Kecil Dibesarkan Ayah, Udah Besar Malah Aniaya Ayah
Salah satu fenomena yang kerap terjadi adalah aksi borong oleh tim sukses calon petinggi negara.
Pada beberapa kesempatan, calon dan tim sukses-nya melakukan pembelian massal terhadap barang dagangan pedagang K-5, seperti makanan, untuk mendukung kegiatan kampanye. Beberapa pedagang yang beruntung mendapatkan borongan tersebut merasakan peningkatan signifikan dalam penjualan mereka.
Sebuah contoh nyata terjadi di suatu arena olah raga, di mana calon petinggi negara melakukan aksi borong terhadap berbagai jenis makanan, seperti bakso, mie ayam, tekwan, pempek, lenggang, dan lainnya. Meskipun aksi ini tidak selalu mendapatkan respon positif dari konsumen pada awalnya, tetapi hasilnya memperlihatkan dampak positif bagi para pedagang yang berhasil diborong.
Dampak pada Berbagai Jenis Pelaku Bisnis:
Bukan hanya pedagang K-5, tetapi berbagai jenis pelaku bisnis skala kecil juga merasakan dampak positif selama periode pemilu. Pelaku bisnis bidang percetakan, sablon, digital printing, rumah makan, penjual minuman (air mineral), dan lainnya turut merasakan peningkatan aktivitas usaha mereka.
Rezeki Lima Tahunan Vs. Harian:
Sehari-hari, pelaku bisnis skala kecil dan pedagang K-5 sering kali menghadapi tantangan seperti harap-harap cemas, kelebihan pasokan barang dagangan, ekses suplai, dan penjualan yang sepi.
Faktor cuaca dan persaingan dengan pelaku bisnis skala besar semakin mempersulit kondisi mereka. Sebagian dari mereka bahkan harus menanggung risiko memiliki barang dagangan yang tidak terjual atau basi.