sumedangekspres – Mengenal Mahkota Binokasih Mahkota Padjajaran Yang Berada di Sumedang
Mahkota Binokasih merupakan mahkota milik kerajaan Padjajaran. Namun pada saat Kerajaan Padjajaran runtuh dan Mahkota Binokasih diserahkan kepada Kerajaan Sumedang Larang.
Bagaimana sejarahnya?, ayo mengenal Mahkota Binokasih.
Pada saat Kerajaan Padjajaran runtuh Raja Padjajaran saat Prabu Siliwangi memerintahkan keempat Patih (Kandagalante) yaitu Sanghyang Hawu atau Jaya Perkosa, Batara Dipati Wiradidjaya (Nangganan), Sangyang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terong Peot untuk menyerahkan Mahkota Binokasih dan perhiasan lainnya ke Kerajaan Sumedang Larang.
Kerajaan Sumedang Larang saat itu dipimpin oleh Pangeran Kusumahdinata I (Pangeran Santri) dan Ratu Pucuk Umun. Penyerahan Mahkota Binokasih tersebut terjadi pada Jumat, 22 April 1578 yang bertepatan dengan hari Idul Fitri dan saat ini tanggal 22 April resmi dijadikan sebagai Hari Jadi Sumedang.
Baca Juga:Ratusan Santri Sumedang Ikuti Camp Mitigasi Bencana51.968 Anggota KPPS Kota Bandung resmi Dilantik Untuk Pemilu 2024
Mahkota Binokasihn ini dibuat pada masa Prabu Bunisora (1357-1371). Selain Mahkota Binokasih seluruh pakaian juga diserahkan ke Kerajaan Sumedang Larang.
Kerajaan Pdajajaran saat itu mengalami desakan yang hebat dari serangan pasukan gabungan Banten, Cirebon, dan Demak. Maka dari itu, penyerahan Mahkota Binokasih dan seluruh atribut kerajaan oleh Prabu Siliwangi dengan tujuan agar Kerajaan Sumedang Larang bisa menjadi penerus Kerajaan Padjajaran.
Mahkota tersebut lalu diserahkan pada penguasa Sumedang Larang, Pangeran Angkawijaya yang pada hari itu juga dinobatkan sebagai Raja Sumedang Larang dengan gelar Prabu Geusan Ulun.
Saat ini Mahkota Binokasih tersimpan dengan rapih di Museum Prabu Geusan Ulun di Kota Sumedang. Mahkota Binokasih juga dijadikan tugu bundaran kota Sumedang yang berdiri di Jl. P. Sugih No. 16, Regol Wetan, Sumedang Selatan.