Sejarah Kesenian Dogdog Lojor, Tradisi Musisinya yang Kental dengan Makna Kultural

Sejarah Kesenian Dogdog Lojor, Tradisi Musisinya yang Kental dengan Makna Kultural
Sejarah Kesenian Dogdog Lojor, Tradisi Musisinya yang Kental dengan Makna Kultural(fotoby:youtube@budayasundachannel)
0 Komentar

sumedangekspres – Sejarah Kesenian Dogdog Lojor, Tradisi Musisinya yang Kental dengan Makna Kultural, Dogdog lojor, sebuah instrumen musik khas dari Banten Selatan, tidak sekadar merupakan alat musik biasa.

Terbuat dari kayu dengan panjang hampir satu meter, instrumen ini menghasilkan bunyi unik yang memberikan kekhasan pada musik tradisional daerah tersebut. 

Namun, di balik keunikan bunyinya terdapat sejarah panjang yang memperkaya warisan budaya masyarakat Banten Selatan.

Baca Juga:Sejarah Kesenian Kuda Renggong, Udah Tahu Belum Kesenian Asal Mana? Masa Gatau Rugi DongSejarah Seni Sisingaan di Kabupaten Subang, Mengungkap Kreativitas dan Perlawanan Budaya

Instrumen ini diyakini berasal dari Kabupaten Lebak, sisi selatan Banten, dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai ritual adat seperti seren taun atau ruwatan.

Dogdog lojor, dengan riang gembira, turut memeriahkan ucapan syukur atas hasil panen yang melimpah. 

Selain itu, dalam prosesi ngadu dogdog, instrumen ini menjadi bahan pertarungan antara dua kelompok pemain, menambah warna ceria dalam tradisi tersebut.

Sejarah Kesenian Dogdog Lojor

Menurut penuturan Aki Karma, angklung dogdog lojor telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar sejak zaman berada di wilayah Cipatat, Bogor, yang dapat ditelusuri hingga tahun 1368.

Setiap tahun, upacara Seren Taun diselenggarakan sebagai bentuk perayaan akan kesuburan tanah dan hasil panen. 

Lagu ‘Adulilang’, yang merupakan lagu sakral bagi masyarakat Kasepuhan Ciptagelar, mengandung pesan akan pentingnya untuk senantiasa mengingat asal-usul dan berbuat baik.

Mendalami Nilai dan Makna Kehidupan dalam Irama Angklung

Angklung dogdog lojor tidak hanya menjadi pengiring dalam upacara adat, namun juga menjadi penjaga keharmonisan dalam kehidupan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar.

Baca Juga:Sejarah Seni Reak atau Bangbarongan, Ternyata Berasal dari Sini

Dalam setiap tahapan upacara, instrumen ini mengiringi dengan lagu ‘Adulilang’, mengingatkan akan pentingnya untuk tetap merenungkan asal-usul dan tujuan hidup. 

Dalam prosesi ngadu dogdog, ekspresi jiwa penggarapnya terpancar melalui pertunjukan teatrikal yang melibatkan penonton secara aktif, menciptakan pengalaman yang mendalam bagi para penikmatnya.

Pertunjukan angklung dogdog lojor tidak hanya sekadar aksi musik, melainkan juga sebuah drama yang menggambarkan perjuangan dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar.

Dibagi menjadi tiga bagian, pertunjukan ini mengajak penonton untuk merasakan langsung keterlibatan dalam adegan-adegan yang penuh makna.

0 Komentar