sumedangekspres – Provinsi Jawa Barat, termasuk Kota Bandung, kembali mencatat kenaikan kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada awal tahun 2024.
Dengan 1.741 kasus DBD dan 8 kematian dalam tiga bulan pertama, perhatian terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit ini semakin mendesak.
Ira Dewi Jani, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, menyatakan bahwa peningkatan kasus DBD terkait dengan kondisi iklim.
Baca Juga:Film “Agak Laen” Berhasil Dobrak Pasar Amerika Tahun Ini7 Sampah Dapur Ini Bisa Menjadi Pupuk Alami untuk Tanaman Hias
Musim El-Nino yang menyebabkan kemarau panjang, diikuti oleh hujan dengan intensitas tinggi, menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangan nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Upaya pencegahan menjadi kunci dalam mengatasi penyebaran DBD.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, termasuk rajin mencuci atau menguras tempat air minimal seminggu sekali.
Selain itu, upaya fogging juga tetap dilakukan, terutama di daerah-daerah dengan kasus DBD yang tinggi.
Anhar Hadian, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, menjelaskan bahwa kasus DBD pada tahun 2024 didominasi oleh anak-anak.
Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa orang dewasa lebih kebal terhadap penyakit ini.
Semua lapisan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya DBD dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan upaya pemantauan dan penanggulangan DBD.
Langkah-langkah seperti pengawasan terhadap penyebaran nyamuk vektor, penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan DBD, serta peningkatan kapasitas rumah sakit dalam menangani kasus DBD menjadi hal-hal yang harus diprioritaskan.***