Hal ini menandakan adanya kesenjangan dalam pendapatan, pendidikan, layanan kesehatan, penerimaan sosial, kepercayaan, dan lingkungan sosial yang mendukung di seluruh dunia.
Dalam kesimpulannya, Laporan Kebahagiaan Dunia 2024 menunjukkan bahwa konsep kebahagiaan tidak hanya terbatas pada faktor-faktor ekonomi, tetapi juga melibatkan aspek-aspek sosial, lingkungan, dan psikologis.
Ini menjadi panggilan bagi negara-negara untuk mengubah paradigma dalam pembangunan yang tidak hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Baca Juga:Strategi Peredaran Narkoba di Rutan Depok: Tipu Daya di Balik Bungkus Nasi GorengTanggapan Mensos Risma Mengenai Bombardir Bansos Jelang Pilpres 2024
Demikian pembahasan mengenai Alasan Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia 7 Tahun Berturut-turut.***