sumedangekspres, KOTA – SMK Ma’arif 2 Sumedang mengadakan kegiatan Smart Tren tahun 2024, pada 14 Maret dan berakhir pada tanggal 22 Maret 2024. Kegiatan mengusung tema Menjadikan Generasi Muda yang Terdidik dan Terbaik.
Kepala SMK Ma’arif 2 Sumedang, RM Aminulloh SAg, menuturkan, dalam kegiatan Smart Tren Ramadan ada beberapa agenda kegiatan yang sudah dijalankan di antaranya kegiatan kajian islam di sekolah.
“Kajian Islam di sekolah dilaksanakan dengan adanya kolaburasi penyampai materi antara guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan ajengan masuk sekolah (AMS), yang secara kebetulan di SMK Ma’arif 2 Sumedang sudah berdiri dan berjalan Pesantren Ma’arif Al Munowaroh,” katanya
Baca Juga:SMPN 8 Tanamkan Karakter Keislaman pada SiswaDrainase Tol Cisumdawu Rusak Area Pesawahan, Warga Desak Pemerintah Carikan Solusi
Oleh karena itu, sambung Kepsek, dengan adanya program Smartfren yang digulirkan oleh Kantor Cabang Dinas (KCD) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat wilayah 8 tersebut, bisa difollow up, dilanjutkan di tahun-tahun yang akan datang.
“Karena dengan program Smart Tren Ramadan ini sangat membantu sekolah kami, untuk menjadikan anak didik, menjadi manusia-manusia yang handal, berakhlakul karimah, dengan iman yang kuat,” ucapnya.
Lebih jauh Kepsek mengatakan, di masa sekarang banyak para pelajar yang suka melakukan tawuran, diharapkan dengan adanya kegiatan Smart Tren Ramadan, bisa menumbuhkan karakter berbudi pekerti yang baik sehingga para pelajar tidak lagi melaksanakan tawuran.
“Jadi dengan adanya Program Smart Tren Ramadan dari KCD, ini sangat membantu program sekolah khusunya di SMK Maarif 2 Sumedang,” katanya.
Kepsek berharap, yang paling esensial dengan ada yang Smart Tren ini mudah-mudahan dapat merubah karakter anak didik yang tadinya kekanakan menjadi dewasa.
“Karena antara pendidikan dan pengajaran, memang persamaannya adalah menyampaikan materi, tapi bedanya kalau pendidikan yang mendidik itu bisa menumbuh kembangkan budi pekerti yang artinya ada perubahan dari kognitif afektif psikofel anak ke arah yang bersifat agamis atau religius,” tutup Kepsek. (ahm)