sumedangekspres – Bulan Ramadan identik dengan sirup Marjan.
Toko retail, kelontong, bahkan iklan televisi pun dipenuhi oleh kehadiran sirup Marjan.
Namun, di balik gemerlapnya pasar, tersimpan kisah menarik tentang pendirian dan perjalanan panjang produk yang satu ini.
Keberadaan sirup Marjan tidak terlepas dari peran Muhammad Saleh Kurnia, seorang pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang juga terlibat dalam pendirian toko ritel modern pertama di Indonesia, yaitu Hero.
Baca Juga:Pemakain Jilbab di Indonesia Sempat Dilarang? Kenapa?Kemenag Tetapkan Bimwin Sebagai Syarat Pernikahan, Apa Itu?
Pada tahun 1975, Kurnia mendirikan Marjan melalui PT Suba Indah, dengan pabriknya berlokasi di pinggir jalan Jakarta-Bogor.
Ide pendirian pabrik minuman ini bukanlah inisiatif semata dari Kurnia, melainkan juga berasal dari rekan bisnisnya, Phang Kang Hoat.
Saat itu, orang Indonesia sangat bergantung pada produk minuman impor karena pabrik minuman di tahun 1970-an masih sangat langka.
Awalnya, Suba Indah mencoba peruntungan dengan produk susu, namun kurang berhasil di pasaran.
Kegagalan itu memicu perubahan fokus usaha ke produk sirup.
Maka lahirlah Marjan Bouduin pada tahun 1975, meskipun alasan di balik penamaan “Marjan” masih menjadi misteri.
Namun, ada cerita menarik bahwa Marjan sering diplesetkan menjadi ‘Macan Dibodoin’ oleh Kurnia.
Meskipun saat itu pasar sudah ramai dengan produk sirup, Marjan tetap berhasil mendapatkan tempat di hati konsumen.
Baca Juga:Wih! Candi Borobudur Buka Akses Naik ke Puncak, Berikut RinciannyaDaftar Negara dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia, Ada Indonesia?
Salah satu faktor kunci kesuksesan Marjan adalah kerjasama dengan Hero, sebuah supermarket yang pada dekade 1970 dan 1980-an merupakan yang terbesar dan terpopuler di Indonesia.
Namun, perjalanan Marjan tidak berhenti di situ.
Seiring berjalannya waktu, Marjan sempat menjadi bagian dari bisnis keluarga Tjokrosaputro, yang terkenal dengan merek batik ternama, Batik Keris.
Namun, saat ini Marjan berada di bawah naungan PT Lasallefood Indonesia setelah mengakuisisi bisnis PT Suba Indah pada tahun 2002.
Dalam kurun waktu 18 tahun, PT Lasallefood Indonesia berhasil meningkatkan bisnis Marjan hingga 50 kali lipat, menjadikan Marjan sebagai merek terdepan di pasar sirup Indonesia.
Dari kisah ini, kita bisa melihat bagaimana sebuah ide sederhana bisa berkembang menjadi sebuah produk yang ikonik, membuktikan bahwa ketekunan dan kerja keras adalah kunci kesuksesan dalam dunia bisnis.