sumedangekspres, UJUNGJAYA – Menghadapi musim kemarau, para petani di Kecamatan Ujungjaya, terutama Desa Sukamulya, merasa was-was. Pasalnya, saat musim kemarau para petani sulit mendapatkan air untuk penyiraman sawahnya.
Diketahui, luas hamparan sawah di Desa Sukamulya sekitar 320 Hektare. Saat musim kemarau, luasan sawah tersebut akan kekeringan dan tidak bisa dilakukan penanaman padi.
“Saat kemarau, para petani saat ini hanya mengandalkan penyiraman sawah dari penyedotan air dari Sungai Cipelang dan sumur pantek,” kata Kepala Desa Sukamulya, Dandan H atau akrab disapa Kuwu Onthel kepada Sumeks, Rabu (24/4).
Baca Juga:Korsleting Listrik, Rumah Samsir Ludes Terbakar, Satu Orang Mengaalami Luka BakarJalan Berlubang Ancam Keselamatan
Dikatakan, semenjak Bendung Cariang jebol, para petani sangat sulit mendapatkan air untuk penyiraman sawah. Karena, biasanya para petani mengandalkan penyiraman sawah dari air yang tersedia di Bendung Cariang.
“Dulu, saat Bendung Cariang masih ada, terdapat 3 musim. Musim penghujan, musim ‘dulik’ serta musim kemarau. Namun, saat ini hanya terdapat dua musim, yaitu musim penghujan dan musim ‘dulik’,” jelasnya.
Dijelaskan, musim dulik sendiri disebut ‘Ngadu Milik’. Berarti, saat menjelang musim kemarau para petani melakukan penanaman padi, ‘Ngadu Milik’ antara ada air untuk penyiraman atau ga ada air hingga padi gagal panen.
“Musim Dulik bagi petani di Sukamulya menjadi ciri khas tersendiri. Karena, semenjak tidak ada Bendung Cariang, petani Ngadu milik dalam penyiraman tanaman padinya,” katanya.
Dia pun berharap pembangunan Bendung Cariang segera terealisasi. Pasalnya, sangat berpengaruh bagi pengairan sawah di beberapa desa di Kecamatan Ujungjaya.
“Bendung Cariang apabila dibangun kembali akan sangat berpengaruh pada hasil panen padi di Kecamatan Ujungjaya sebagai lumbung padi di Kabupaten Sumedang,” tuturnya. (bim)