Dewan Penasihat Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu juga menyinggung urgensi pembentukan klub atau kelompok diskusi. Bentuk klub atau kelompok diskusi di kampus untuk memfasilitasi praktik komunikasi. Diskusi-diskusi ini dapat membantu dalam mengasah keterampilan berbicara di depan umum, mendengarkan dengan baik, dan berpikir kritis.
Dr Aqua Dwipayana kemudian menegaskan tentang program yang disebut Mentor-Mentee: Bangun program mentor-mentee di mana mahasiswa yang sudah mahir dalam komunikasi membimbing mahasiswa lain yang ingin meningkatkan kemampuan komunikasinya.
“Fasilitasi atau dukung partisipasi dalam kompetisi debat atau pidato. Ini memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk berlatih berbicara di depan umum dan memperkuat keterampilan argumentasi,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Baca Juga:Ciptakan Paduan Warna yang Elegan, Deretan Warna Hijab yang Cocok dengan Warna Biru NavyLayanan Pembuatan Paspor Kini Hadir di Kabupaten Sumedang, Berikut Jadwal Pelayanannya!
Penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim itu menambahkan tentang kemungkinan menghadirkan secara spesifik mata kuliah Komunikasi. Ia merekomendiasikan mengintegrasikan studi yang fokus pada komunikasi, baik komunikasi interpersonal, komunikasi massa, atau komunikasi bisnis, tergantung pada kebutuhan dan minat mahasiswa, pada kurikulum secara komprehesif.
“Sediakan juga kesempatan bagi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam praktikum atau proyek kolaboratif yang mendorong komunikasi efektif antarindividu dan kelompok. Manfaatkan teknologi untuk meningkatkan komunikasi. Platform pembelajaran online, forum diskusi, dan media sosial kampus juga dapat menjadi sarana bagi mahasiswa dan staf untuk berkomunikasi secara efektif,” ucap Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Pria santun yang hobi membantu sesama itu juga menekankan dukungan pada kemampuan bahasa asing. Jika ada mahasiswa internasional, sediakan program dukungan khusus untuk membantu mereka dalam memperbaiki kemampuan berbahasa. Ini bisa berupa kelas bahasa, klub atau acara budaya, atau tutor bahasa.
“Sediakan beragam kegiatan kampus yang mendorong interaksi sosial dan komunikasi antar mahasiswa dari latar belakang yang berbeda. Berikan umpan balik secara teratur kepada mahasiswa dan staf terkait kemampuan komunikasi mereka. Ini dapat membantu mereka mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan,” ujar motivator yang telah memotivasi jutaan orang baik di Indonesia maupun puluhan negara itu.
Sejarah Politeknik Belitung