sumedangekspres – Kereta Naga Paksi Yang Disimpan Dimuseum Prabu Geusan Ulun
pembuatan replika Kereta Naga Paksi oleh Elang Yusuf Dendabrata pada pertengahan tahun 90-an. Awalnya, Elang Yusuf diminta untuk membuat replika kereta tersebut meskipun tidak ada bekas atau gambarannya. Dia melakukan tirakat untuk memohon izin dan mendapat petunjuk dari Allah dengan melakukan puasa dan shalat tahajud selama tujuh hari.
Gambaran tentang kereta mulai datang saat dia sedang menjalankan ibadah haji pada tahun 1994. Setelah itu, dia mulai membuat sketsa dalam buku harian dan memulai pengerjaan replika pada sekitar bulan Maret 1995 dengan bantuan empat ahli ukir dan kayu.
Proses tersebut memakan waktu sekitar 10 bulan, dengan ritual menyalaan wewangian setiap malam Jumat. Ketika Wakil Gubernur Jawa Barat, H.M A Sampurna, kembali dari Belanda dengan foto kereta asli, ternyata sketsa yang dibuat oleh Elang Yusuf sama persis dengan foto tersebut. Replika akhirnya selesai dibuat pada sekitar bulan Januari 1996.
Baca Juga:Meisya Salah Satu Murid Berprestasi Sanggar Tari ArimbiIbu Kota Kerajaan Sumedang Larang Terletak Dipuncak Gunung Rengganis
Kereta Naga Paksi, atau dikenal juga sebagai Kereta Kencana Naga Paksi, merupakan kereta kencana yang dimiliki oleh kerajaan Sumedang Larang. Kereta ini memiliki dimensi yang sangat besar, dengan panjang 7 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 3,1 meter. Menurut Raden Moch Achmad Wiriaatmadja, pada masa lampau, kereta Naga Paksi dibuat dari kayu, tetapi pada masa sekarang, replikanya dibuat dengan rangka besi.
Menurut Raden Kusdinar A Sumawilaga, Kereta Naga Paksi pertama kali digunakan pada masa kepemimpinan Pangeran Koesoemah Dinata (Pangeran Kornel), sekitar tahun 1791-1828. Kereta ini juga masih digunakan pada masa kepemimpinan Pangeran Suria Kusumah Adinata sekitar tahun 1838-1882 untuk berbagai keperluan seperti bepergian di dalam kota, menghadiri acara, dan sebagai kendaraan pernikahan.
Pada akhir tahun 1996, gedung khusus untuk menyimpan kereta replika yang dibuat oleh Elang Yusuf Dendabrata akhirnya dibangun di kompleks Museum Prabu Geusan Ulun.
Setelah pembuatan kereta Naga Paksi oleh Elang Yusuf Dendabrata pada tahun 1995, untuk memperingati HUT ke-433 Kabupaten Sumedang yang jatuh pada hari Sabtu, 23 April 2015, Bapak Chaltim, seorang budayawan Sumedang asal Tomo, Sumedang, membuat replika kereta Naga Paksi.