sumedangekspres – Jenis-jenis Alat Musik Calung Di Nusantara
Calung rantay adalah jenis calung yang bilah tabungnya disusun dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, biasanya berjumlah 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Alat musik ini memiliki dua komposisi, yaitu satu deretan dan dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik).
Calung rantay dimainkan dengan cara dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersila, seringkali diikat di pohon atau bilik rumah. Jenis calung lainnya adalah calung jinjing, yang terdiri dari beberapa bentuk seperti calung kingking, calung panepas, calung jongjrong, dan calung gonggong. Cara memainkan calung jinjing adalah dengan dipukul menggunakan tangan kanan yang memakai pemukul, sementara tangan kiri menjinjing atau memegang alat musik tersebut.
Perkembangan calung terutama terjadi di Jawa Barat, di mana calung jinjing menjadi populer setelah para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) mengembangkannya pada tahun 1961. Calung jinjing ini mengkombinasikan unsur tabuh, gerak, dan lagu dalam pertunjukannya, terinspirasi dari pertunjukan reog.
Baca Juga:Ramai Dimedsos Aksi Begal di Cicalengka Ternyata HoaxPerkembangan Gamelan Degung Dari Tahun 1912 Sampai Sekarang
Seiring waktu, grup-grup calung bermunculan di masyarakat Bandung dan sekitarnya, membawa nama-nama idola pemain calung seperti Tajudin Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso. Perkembangan tersebut ditandai dengan penambahan alat musik lain seperti kosrek, kacapi, piul (biola), dan bahkan keyboard dan gitar. Unsur vokal menjadi dominan, sehingga banyak vokalis calung terkenal yang muncul, seperti Adang Cengos dan Hendarso.