Pakaian Adat Bali dan Ciri-cirinya, Masyarakat Bali sering memilih warna pakaian tradisional

Pakaian Adat Bali
Sebagai bagian integral dari budaya masyarakat Bali, penggunaan pakaian adat diatur oleh Pergub No. 79 Tahun 2018. Peraturan ini menetapkan ciri khas yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya Bali. Dengan demikian, dalam penggunaan sehari-hari, pakaian adat Bali diharapkan mencerminkan nilai-nilai kedamaian, keteduhan, dan kebanggaan bagi mereka yang mengenakannya.
0 Komentar

Baju safari yang dimaksud di sini bukanlah pakaian untuk menjelajahi hutan atau sabana, melainkan busana adat Bali yang sering dipakai oleh laki-laki. Biasanya berwarna putih, baju safari melambangkan kesucian dan kebersihan. 

Desainnya menyerupai kemeja modern dengan kerah, serta dilengkapi dengan saku di bagian kanan dan kiri di dekat pinggang. Baju safari termasuk dalam kategori busana dari leher hingga pinggang (Manusa Angga) dalam tradisi Bali.

Jika para lelaki mengenakan baju safari atau Manusa Angga, para perempuan biasanya mengenakan kebaya. Kebaya adalah busana adat yang sering dikenakan oleh perempuan, biasanya berlengan panjang atau lengan tiga perempat, dan berwarna putih untuk menunjukkan kesopanan. 

Baca Juga:OOTD Wanita yang Membuat Suasana Liburan Menjadi CeriaBiji Mahoni Bermanfaat Untuk Kesehatan, Inilah Manfaat dan Cara Mengonsumsinya

Meskipun kebaya bukan berasal dari Bali saja, namun menjadi salah satu pakaian adat yang paling sering dipakai oleh masyarakat Bali. Busana tradisional ini sering dikenakan dalam acara-acara penting seperti hari raya, ritual keagamaan, dan acara pernikahan.

Kampuh atau Saput adalah kain atau pakaian adat Bali yang ditandai dengan motif tenun endek khas Bali. Salah satu ciri utamanya adalah motif tenun endek yang khas Bali. Dalam tradisinya, kampuh memiliki filosofi sebagai benteng atau penangkal musuh dari luar. 

Cara penggunaannya mirip dengan jarik khas Jawa, di mana kampuh diikatkan di pinggang dengan melilitkan ke arah berlawanan jarum jam. Panjang kainnya dapat diatur hingga mencapai lutut atau mata kaki.

Selendang atau senteng adalah bagian penting dari pakaian tradisional perempuan di Bali. Aksesoris ini digunakan sebagai ikat perut, dengan panjang sekitar 1-2 meter dan lebar 10 cm. Biasanya, selendang dipadukan dengan kebaya dan kain kamen untuk upacara keagamaan, hari raya, dan upacara kremasi di Bali.

Penggunaan selendang memiliki makna khusus bagi masyarakat Bali, sebagai simbol pembenaran dan pengingat akan nilai-nilai kebajikan. Sebagaimana orang tua mengajarkan anak-anaknya untuk menjunjung tinggi dharma dan kebaikan. Selendang juga dipercaya sebagai pengikat niat baik dan pemisah antara bagian atas tubuh yang suci dengan bagian bawah.

0 Komentar