Ironis, Industri Menjamur Miskin Ekstrem Tumbuh Subur, Yudia: Mungkin CSR Belum Optimal

DIWAWANCARA: Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli saat menjelaskan mengenai tingginya angka kemiskinan dan penganggu
DIWAWANCARA: Pj Bupati Sumedang Yudia Ramli saat menjelaskan mengenai tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Cimanggung, Selasa (21/5).
0 Komentar

sumedangekspres – JATINANGOR – Pj Bupati Sumedang, Yudia Ramli, menyampaikan keprihatinannya terkait tingginya angka kemiskinan ekstrem di Kecamatan Cimanggung, meskipun wilayah tersebut berada di kawasan industri tekstil dan perdagangan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), warga Kecamatan Cimanggung paling banyak masuk kategori miskin ekstrem dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Sumedang.

Yudia menjelaskan bahwa Cimanggung memiliki jumlah penduduk terbesar ketiga di Kabupaten Sumedang setelah Sumedang Utara dan Jatinangor. Namun, dari segi persentase tingkat pengangguran dan kemiskinan, warga Cimanggung menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan 26 kecamatan lainnya di Sumedang.

Kecamatan Cimanggung merupakan wilayah yang terdapat banyak industri, juga pusat perdagangan dan jasa yang padat penduduk. Namun, adanya kawasan industri tersebut belum berdampak pada pengurangan angka kemiskinan.

Baca Juga:Sambut Baik Investasi Elon Musk Di Indonesia, AHY Pastikan Kesiapan Hak Atas TanahnyaKawasan Geoteater Difasilitasi Camping Ground: Jadi Daya Tarik Wisatawan

“Keberadaan perusahaan belum memberikan dampak positif terhadap masyarakat yang berada dalam kondisi miskin ekstrem,” ujar Yudia setelah menghadiri acara Bimbingan Teknis pembinaan penanaman modal di Hotel Puri Khatulistiwa, Jatinangor, Selasa (21/5).

Untuk mengatasi masalah ini, Pemkab Sumedang berencana mengadakan pertemuan dengan para pengusaha dan investor di Kecamatan Cimanggung. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dalam upaya mengurangi kemiskinan ekstrem dan tingkat pengangguran di wilayah tersebut.

“Nah, mungkin CSR yang ada belum optimal, bukan berarti tidak ada CSR dari perusahaan ke masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kita perlu koordinasi dengan pemerintah daerah agar program-program penghapusan kemiskinan ekstrem dapat berjalan secara sinergis dan kolaboratif,” tambah Yudia.

Yudia menekankan pentingnya langkah-langkah bersama antara pemerintah daerah dan pengusaha dalam upaya penghapusan kemiskinan. Kolaborasi yang baik antara kedua pihak diharapkan dapat menghasilkan program-program yang efektif dalam mengurangi kemiskinan ekstrem di Cimanggung.

Sebelumnya, Kecamatan Cimanggung telah dikenal sebagai salah satu daerah dengan angka kemiskinan ekstrem tertinggi di Kabupaten Sumedang. Padahal, wilayah ini memiliki banyak perusahaan besar berskala nasional yang seharusnya dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

Dalam peluncuran Program Rakyat Bahagia dan Sejahtera (Raharja) di Gedung Negara baru-baru ini, Yudia kembali menegaskan komitmen Pemkab Sumedang untuk menangani masalah kemiskinan ekstrem di Cimanggung. Program ini dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai inisiatif pembangunan dan pemberdayaan ekonomi.

0 Komentar