sumedangekspres – Kematian Raisi Membuka Spekulasi tentang Penerus Khamenei di Iran.
Dengan kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, rencana untuk menjadikannya penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menjadi tanda tanya besar. Kehilangan Raisi tidak hanya mengubah dinamika politik Iran, tetapi juga memicu spekulasi tentang siapa yang akan mengisi jabatan tertinggi di Iran.
Raisi, yang merupakan murid Khamenei, telah menjabat dalam berbagai posisi politik di Iran dan dianggap sebagai calon utama untuk menggantikan Khamenei. Namun, meskipun posisinya belum pasti dalam politik Iran, naiknya Raisi ke kursi presiden merupakan bagian dari upaya untuk memperkuat kekuasaan kelompok garis keras Iran dalam menghadapi tantangan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Meskipun Khamenei belum secara terbuka mendukung penerusnya, Raisi telah menjadi salah satu dari dua nama yang paling sering disebut, dengan nama kedua adalah putra Khamenei, Mojtaba. Namun, spekulasi tentang siapa yang akan menggantikan Khamenei menjadi semakin rumit dengan kematian Raisi.
Baca Juga:Israel Marah karena DK PBB Mengheningkan Cipta untuk Presiden Iran yang KontroversialIsrael Mengklaim Tidak Terlibat dalam Kecelakaan Heli Presiden Iran
Sejumlah sumber menyatakan bahwa Raisi memiliki pandangan yang sejalan dengan Khamenei dalam banyak hal dan dianggap sebagai kandidat yang kuat untuk menggantikannya. Namun, kekosongan yang ditinggalkan oleh kematian Raisi membuka peluang bagi faksi-faksi lain di Iran untuk mencalonkan kandidat mereka sendiri.
Meskipun namanya sering disebut-sebut, Mojtaba, putra Khamenei, diragukan akan menjadi kandidat yang kuat untuk menggantikan ayahnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa Khamenei mungkin menentang pencalonan putranya karena tidak ingin melanjutkan tradisi monarki turun-temurun yang digulingkan oleh revolusi 1979.
Kematian Raisi telah memicu ketidakpastian besar tentang suksesi di Iran, dengan banyak pihak melihat peran Khamenei dalam mempromosikan Raisi sebagai tanda bahwa ia menginginkannya sebagai penerus. Namun, dengan kematian Raisi, kemungkinan pertikaian internal di Iran menjadi lebih besar, meninggalkan banyak pertanyaan tentang masa depan politik negara tersebut.
Meskipun spekulasi tentang siapa yang akan menggantikan Khamenei terus berlanjut, satu hal yang pasti adalah bahwa kematian Raisi telah mengubah lanskap politik Iran secara signifikan, membuka pintu bagi pergolakan politik yang lebih besar di masa mendatang.