“Kambing-kambing yang dijual di sini enggak ada yang dari jauh, sekitar Pabuaran seperti dari Kuningan, Brebes, Waled, Ciledug dan sekitarnya,” jelas Suherman.
Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, para penjual kambing di Pasar Hewan Pabuaran terus berusaha menjual dagangannya meskipun pembeli yang datang tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Mereka berharap situasi ini hanya sementara dan penjualan akan kembali meningkat seperti sediakala.
Baca Juga:Terbengkalai! Rumah Sakit Mega Gotong Royong Kini Jadi Bangunan Hantu di Pinggir LautPenonton Syok! Aktor Tampan Dreaming of a Freaking Fairytale Dianggap Masih Cocok Jadi Anak Sekolah
“Harapannya tentu tahun depan bisa kembali normal seperti tahun-tahun sebelumnya, dimana penjualan kambing bisa ramai lagi,” tutur Suherman penuh harap.
Kondisi pasar yang sepi ini tidak hanya berdampak pada pedagang kambing, tetapi juga pada perekonomian lokal secara keseluruhan.
Penjual pakan ternak, transportasi hewan, hingga pekerja harian yang membantu di pasar hewan ikut merasakan dampaknya.
Semua pihak berharap ada solusi yang bisa mengembalikan gairah pasar hewan ini.
Para pedagang kambing seperti Suherman mencoba tetap optimis di tengah situasi yang sulit.
Mereka tetap membawa kambing-kambingnya ke pasar setiap hari, dengan harapan ada pembeli yang datang.
Di sisi lain, beberapa pedagang mulai mencari alternatif lain untuk meningkatkan penjualan, seperti memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kambing mereka.
Baca Juga:Jadi Kado Spesial, Keluarga Hoshi SEVENTEEN Ucapkan Terimakasih ke CARAT untuk Acara Ulang TahunnyaPemdes Kamarung dan Koramil Membersihkan sampah-sampah di Jalan Stasiun Pagaden
“Sekarang beberapa teman sudah mulai coba jualan lewat online, ya mudah-mudahan bisa membantu penjualan,” kata Suherman.
Meskipun demikian, Suherman dan pedagang lainnya menyadari bahwa mengubah kebiasaan masyarakat dalam berbelanja tidaklah mudah.
Kebanyakan pembeli masih lebih suka datang langsung ke pasar hewan untuk melihat langsung kondisi kambing yang akan dibelinya.
“Pembeli biasanya lebih suka lihat langsung kambingnya, jadi jualan online juga ada tantangannya sendiri,” tambah Suherman.
Tahun ini menjadi pembelajaran berharga bagi para pedagang kambing di Pasar Hewan Pabuaran. Mereka harus lebih kreatif dan adaptif dalam menghadapi perubahan pasar.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan komunitas, sangat diharapkan untuk membantu mereka bangkit kembali.
“Kami berharap ada bantuan dan solusi dari pihak terkait, supaya usaha kami bisa bertahan,” pungkas Suherman.