sumedangekspres – Tak ada usaha yang bisa berjalan mulus tanpa adanya hambatan. Inilah yang juga dialami oleh Neneng Kurniasih. Penjual kue dan baju di daerah Rindam, Pasar Rebo, Jakarta Timur ini sempat limbung usahanya akibat pandemi Covid-19 yang sempat melanda.
Mulanya, Neneng mengawali usahanya dengan berjualan kue kering. Seiring dengan terkumpulnya keuntungan, ia kemudian memutar modalnya dengan menambah produk usaha, yaitu berjualan baju secara kredit.
“Awalnya saya memulai usaha berjualan kue kering pada 2012. Kue tersebut saya jual dengan sistem pre-order. Dari usaha jualan kue kering itu, terkumpul modal usaha baru, kemudian saya manfaatkan untuk berjualan baju secara kredit ke orang-orang. Namun, usaha saya sempat anjlok akibat pandemi Covid-19,” ungkap Neneng mengawali ceritanya.
Baca Juga:Langgar Aturan Domisili, 31 Siswa Dianulir Kelulusan25 CPD SMAN 3 Bandung dan 6 CPD SMAN 5 Bandung Didiskualifikasi
Setelah tak berjualan lama karena pandemi Covid-19 dan minimnya modal untuk memulai usaha lagi, Neneng kemudian dikenalkan dengan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT PNM oleh salah satu temannya. Layanan ini merupakan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM yang diluncurkan sejak 2015.
“Saya kemudian mencoba pinjam modal ke PNM Mekaar sekitar tahun 2021-2022. Saya dapat pinjaman sekitar Rp6 juta. Modal tersebut saya manfaatkan untuk menjalankan usaha jualan baju, karena pikir saya saat itu makanan sudah banyak pesaingnya. Namun, setelah usaha jualan baju itu membuahkan keuntungan, saya akhirnya juga memanfaatkan pinjaman tersebut sebagai modal untuk berjualan kue kering lagi,” imbuh Neneng.
Lewat produk usaha bernama ‘Nastar Jadoel Emak Nye Ociit’, Neneng mengaku banyak menerima pesanan kue kering. Kukis yang dijual bermacam-macam. Nastar dalam kemasan toples 500 gram dijual seharga Rp60 ribu, sagu keju Rp55 ribu, putih salju Rp60 ribu, kemudian ada biji ketapang Rp40 ribu dalam kemasan 600 gram. Neneng juga menjual peyek kemasan toples 5 liter seharga Rp40 ribu.
Menariknya, Neneng juga menerima pesanan dimsum. Biasanya, yang pesan adalah mahasiswa dari kampus sekitar tempat usahanya di Jakarta Timur. Semua makanan biasanya dipesan lebih dulu oleh pembeli lewat WhatsApp.