sumedangekspres – WADO – Warga Desa Cimungkal Kecamatan Wado masih mempertahankan budaya kearifan lokal yang diwariskan dari leluhur mereka. Salah satu kearifan lokal yang cukup istimewa yaitu Golok (Sintung).
Pembuatan Golok sendiri dikerjakan warga lokal secara turun temurun dari warisan leluhur. Hal tersebut diungkapkan kepala Desa Cimungkal, Dede Rustandi, saat di temui wartawan di kantornya, baru-baru ini.
“Hampir sekitar 60% warga kami disini paham cara pembuatan golok (Pandai). Ini sudah tradisi kami diturunkan secara turun temurun ke setiap generasi, termasuk saya salah satunya,” ungkapnya.
Baca Juga:SMP PGRI Parakanmuncang Gelar Pelepasan Siswa Tahun Ajaran 2023-2024Dapat Bantuan Sumur Bor, Warga Hegarmanah Sumringah
Dede mengatakan, golok Cimungkal memiliki keunggulan dalam hal kekuatan. Sehingga, banyak pemesan dari luar daerah seperti dari Jepara, Jambi dan juga dari para pejabat tinggi.
Saat ditanya tentang cara pemasaran, Dede mengakui, kalau warganya tidak memasarkan secara serius. Karena, disini hanya menerima sebagai pesanan peminat saja.
Dikatakan, dalam proses pembuatan golok Cimungkal ini tidak asal-asalan. Memerlukan waktu dan penuh perhitungan. Bara api yang digunakan untuk peleburan pun berbeda dengan pandai pada umumnya.
“Kita gunakan bara khusus dari bambu Haur untuk peleburan besi atau baja dengan pendinginan tidak menggunakan air garam ataupun oli bekas pada umumnya,” jelasnya.
Namun, lanjut dia, air dari mata air Cihikeu digunakan sebagai bahan untuk pendinginan. Dan, itu merupakan salah satu dari sekian proses pembuatan golok dan ini yang membuat goloknya berbeda.
Dia pun berharap, budaya ini tak tergerus oleh jaman dan akan selalu abadi hingga turun temurun ke setiap generasi. (bim)