sumedangekspres – Fenomena politik yang tengah terjadi di Majalengka, khususnya menjelang Pilkada tahun 2024, menunjukkan situasi yang semakin memanas. Partai politik di tingkat lokal menggunakan berbagai strategi untuk mengamankan posisi mereka.
Perhatian terutama tertuju pada upaya koalisi yang baru terbentuk antara PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra pada akhir Juni 2024. Ini mencerminkan dinamika politik lokal yang kompleks, yang sering kali berbeda dengan keadaan politik di tingkat nasional.
PDIP mengusung Karna Sobahi sebagai calon bupati Majalengka periode 2024-2029, dan berupaya menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra yang mengusung H Didin Jaenudin sebagai calon wakil bupati.”
Baca Juga:Pj Wali Kota Cirebon Drs H Agus Mulyadi MSi Menghadiri Pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana KeratonBaru Dua Bulan diperbaiki, Jalan Mundu-Pamengkang Sudah Belubang Lagi
Dalam konteks ini, frasa tersebut menggambarkan dinamika politik lokal yang kompleks di Majalengka menjelang Pilkada 2024. PDIP, dengan mengusung Karna Sobahi sebagai calon bupati, menunjukkan strategi politiknya. Mereka berusaha menjalin koalisi dengan Partai Gerindra, yang memajukan H Didin Jaenudin sebagai calon wakil bupati. Namun, terdapat perubahan cepat dalam dinamika politik lokal, di mana Partai Gerindra akhirnya memutuskan untuk mundur dari koalisi tersebut.
Adi Junadi, pemerhati Komunikasi Politik dari Kota Angin, mengomentari bahwa langkah-langkah ini mencerminkan fleksibilitas PDIP dalam membentuk koalisi di tingkat lokal, meskipun terdapat persaingan ketat di level nasional pada Pilpres 2024. Keputusan Partai Gerindra untuk mundur dari koalisi tersebut juga menimbulkan spekulasi tentang kompleksitas hubungan antara dinamika politik lokal dan nasional.
Sehingga, keseluruhan frasa ini menggambarkan bagaimana strategi dan perubahan dinamika politik lokal dapat mempengaruhi konstelasi politik secara lebih luas, termasuk dalam konteks persaingan nasional yang lebih besar.
Gerindra diprediksi akan membentuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) versi Majalengka, mengadopsi format koalisi yang berhasil diterapkan di tingkat nasional.
Frasa ini menunjukkan bahwa Gerindra direncanakan untuk membentuk versi lokal dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) di Majalengka. Koalisi ini akan mengadopsi format yang telah berhasil diterapkan di tingkat nasional. KIM Majalengka diproyeksikan akan terdiri dari partai-partai seperti Golkar, Gerindra, PAN, dan Demokrat .H Eman Suherman diprediksi akan diusung sebagai calon bupati oleh koalisi ini. Berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2024, Golkar memiliki 7 kursi, Gerindra 5 kursi, PAN 5 kursi, dan Demokrat 1 kursi di DPRD Kabupaten Majalengka. Dengan demikian, koalisi ini memiliki kekuatan politik yang signifikan.