Dalam berbagai kesempatan, Megawati selalu menekankan pentingnya menghormati dan menjalankan konstitusi dengan konsisten.
Hal ini terlihat jelas dalam upayanya memisahkan Polri dari TNI dan menyelenggarakan pemilu presiden langsung, langkah-langkah yang memperkuat demokrasi dan transparansi dalam pemerintahan.
Salah satu tantangan besar dalam menjaga demokrasi adalah fenomena populisme.
Populisme sering kali menggunakan jargon anti-kemapanan dan pro-rakyat untuk menarik dukungan.
Baca Juga:Kecelakaan Truk Tangki Terbalik dan Menabrak Kios BurungLowongan Kerja Kurir Shopee Xpress di Sumedang
Namun, program-program yang diusung populis sering kali tidak realistis dan hanya mempermainkan harapan rakyat.
Ini mengakibatkan rakyat menjadi korban dari janji-janji yang tidak terpenuhi.
Megawati menyadari bahaya populisme ini dan selalu menekankan pentingnya pemimpin yang memiliki keutamaan (arate) dan tanggung jawab moral.
Populisme politik menjerumuskan rakyat miskin menjadi korban dari cara-cara berpolitik yang manipulatif.
Kampanye populis sering kali memanfaatkan emosi dan ketidakpuasan rakyat tanpa menawarkan solusi yang nyata dan berkelanjutan.
Megawati mengingatkan bahwa demokrasi yang sehat membutuhkan nalar demokrasi.
Dalam demokrasi yang sehat, rakyat memilih pemimpinnya berdasarkan rekam jejak yang baik dan tanggung jawab moral untuk memperjuangkan kesejahteraan mereka.
Untuk menghadapi tantangan populisme dan kapitalisme dalam Pilkada serentak yang akan datang, penting untuk meningkatkan pendidikan politik di kalangan masyarakat.
Organisasi memiliki peran strategis dalam mendidik pemilih agar tetap menjaga akal sehat mereka.
Baca Juga:Lowongan Kerja di Sumedang, Mobile Sales Retail di PT. Tangga Makmur BersamaLowongan Kerja Driver di Sumedang: PT Cepat Logistic Indonesia
Pemilih harus diajarkan untuk memilih sesuai dengan moral, nilai, dan kewarasan politik, bukan sekadar terpengaruh oleh janji-janji manis yang tidak realistis.
Pendidikan politik yang baik akan membantu masyarakat memahami pentingnya memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik, tanggung jawab moral, dan komitmen untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Pemilih yang rasional akan memilih pemimpin yang tidak ingkar janji dan yang antara kata dan perbuatan satu kesatuan.
Dalam era digital, sangat penting untuk memutus tali-temali populisme yang hanya mencari kepentingan pribadi dan bukan untuk kepentingan rakyat banyak.
Salah satu ciri khas dari kepemimpinan Megawati adalah sikapnya yang tidak kompromi terhadap kekuasaan yang cenderung menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi dan konstitusionalisme.
Megawati selalu menegaskan bahwa penggunaan kekuasaan harus selalu berada dalam batas-batas yang ditetapkan oleh konstitusi dan hukum.