Miris! Pasar Rakyat Rp5.5 Miliar Kini Hanya Sarang Hantu

Miris! Pasar Rakyat Rp5.5 Miliar Kini Hanya Sarang Hantu
(sandiuno/instagram/Pasarsukamelang)Miris! Pasar Rakyat Rp5.5 Miliar Kini Hanya Sarang Hantu
0 Komentar

sumedangekspres – Miris! Pasar Rakyat Rp5,5 Miliar Kini Hanya Sarang Hantu, Pasar Rakyat Sukamelang di Subang yang dibangun dengan anggaran Rp5,5 miliar kini terlihat terbengkalai dan menyerupai ‘sarang hantu’. 

Dibangun pada tahun 2014 dengan menggunakan anggaran APBN dan APBD provinsi, pasar ini awalnya diharapkan menjadi pasar bersih yang modern dan representatif. 

Namun, realitasnya sekarang jauh dari harapan.

Pasar Rakyat Rp5.5 Miliar Kini Hanya Sarang Hantu

Kondisi Terkini Pasar Sukamelang

Saat tim Pasundan Ekspres mengunjungi lokasi, ditemukan banyak tempat yang kosong dan kotor.

Baca Juga:Penjabat Bupati Bakal Tindak Tegas ASN Main Judi Online, Dikarenakan Ada Beberapa Oknum yang Main Judi OnlineTragis! Sopir Ambulans Turunkan Jenazah Bayi di SPBU karena Uang BBM Kurang

Dinding-dinding pasar dipenuhi lumut, dan hanya ada dua pedagang yang masih berjualan di dalamnya. 

Bangunan yang seharusnya menjadi pusat aktivitas ekonomi kini tampak kumuh dan tidak terawat.

Mei, seorang pedagang kunyit yang masih bertahan di pasar ini, menceritakan bahwa sejak pertama kali ia datang, kondisi pasar memang sudah memprihatinkan.

“Tempatnya memang sudah seperti ini (kumuh) saat saya datang. 

Prinsip saya adalah ‘ngereyeuh’, yang artinya dikerjakan saja sedikit-sedikit nanti juga ada hasilnya,” ucapnya.

Mei mengatakan, fasilitas di pasar ini memang sejak awal sudah dalam kondisi yang kurang baik.

Ia juga mengungkapkan bahwa pada tanggal 27 Juni lalu, ada kunjungan dari pemerintah dengan rencana untuk menjadikan pasar ini sebagai toko pakaian. 

“Saya sudah sempat pindah lapak dan sudah ada yang memilih tempat-tempat, tapi sampai sekarang belum ada kelanjutannya lagi,” kata Mei.

Baca Juga:Waspada! Polio Menular Lewat Tinja dan Air LiurTak Disangka! Ini yang Dilakukan Panji Gumilang Menghirup Udara Bebas

Siti, seorang pedagang warung kopi, juga berbagi kisahnya. Menurutnya, saat pertama kali ia datang, pasar ini sudah ada keramaian.

Namun, seiring berjalannya waktu, banyak pedagang yang pindah ke Pasar Pujasera, meninggalkan Pasar Rakyat Sukamelang dalam keadaan sepi. 

“Bagi saya tidak masalah, saya tetap bertahan di sini. Kenapa harus pindah-pindah, nanti ujung-ujungnya modal lagi,” ucap Siti.

Siti mengapresiasi fasilitas pasar yang cukup lengkap, seperti luasnya tempat, kebersihan, fasilitas WC, dan mushalla.

Namun, ia menyayangkan adanya tarik menarik antar pedagang dan saling menjelekkan satu sama lain, yang akhirnya membuat pasar ini sepi.

0 Komentar