Penekanan pada pemberian vaksin demam berdarah kepada mereka yang lebih rentan ini sangat penting dalam upaya melindungi kesehatan mereka dan mengurangi beban penyakit demam berdarah di masyarakat.
Petunjuk pemberian vaksin demam berdarah dan juga mencantumkan kondisi-kondisi di mana vaksin tersebut tidak boleh diberikan. Berikut adalah poin-poin utama yang disampaikan:
1. Jadwal dan Cara Pemberian Vaksin: Vaksin demam berdarah diberikan dalam 2 dosis, dengan jarak 3 bulan antara dosis pertama dan kedua. Injeksi vaksin dilakukan di lapisan bawah kulit lengan atas.
Baca Juga:Jadwal Film Bioskop Trans TV 24 Juli 2024, The Hitman's Bodyguard dan The Hitman's BodyguardTeka-teki Kata Makanan MPLS dan Jawabanyna yang Cukup Unik
2. Efek Samping Umum: Setelah mendapatkan vaksin demam berdarah, beberapa efek samping ringan yang mungkin muncul termasuk nyeri dan bengkak di lokasi suntikan, sakit kepala, lemas, dan demam ringan. Keluhan-keluhan ini biasanya akan mereda dalam waktu 1–3 hari.
3. Kontraindikasi: Ada beberapa kondisi di mana vaksin demam berdarah tidak boleh diberikan, yaitu: – Riwayat reaksi alergi parah terhadap vaksin demam berdarah atau komponennya. – Sistem imun yang lemah karena HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan seperti imunosupresan dan kemoterapi. – Sedang hamil atau merencanakan kehamilan dalam waktu satu bulan sebelum pemberian vaksin. – Sedang menyusui.
4. Konsultasi dengan Dokter: Jika seseorang memiliki salah satu dari kondisi di atas atau memiliki komorbiditas tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter sebelum mendapatkan vaksin demam berdarah.
5. Pencegahan Tambahan: Selain vaksinasi, pencegahan demam berdarah dapat ditingkatkan dengan melakukan langkah-langkah seperti 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang tempat penampungan air), menggunakan obat anti-nyamuk, memasang kawat kasa, dan menaburkan serbuk abate di tempat-tempat yang sulit dikuras. Tanaman pengusir nyamuk juga dapat membantu dalam pencegahan ekstra.
Informasi ini penting untuk dipahami agar individu dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam mencegah dan mengelola risiko demam berdarah, terutama bagi mereka yang rentan seperti orang dengan komorbiditas.(*)