sumedangeksopres – Ji Chang Wook memang layak disebut sebagai salah satu aktor top di Korea Selatan saat ini.
Sejak pertama kali debut pada tahun 2008, dia udah membintangi banyak drama populer seperti Empress Ki, Healer, The K2, Suspicious Partner, dan Welcome to Samdal-ri.
Gak cuma di drama, Ji Chang Wook juga tampil di berbagai film dan pertunjukan musikal. Makanya, kepopulerannya melambung tinggi, bukan cuma di Korea Selatan tapi juga di seluruh dunia.
Baca Juga:Beginilah Kronologi Kecelakaaan Maut Hingga Renggut 1 Korban JiwaDr Aqua Dwipayana: Kompetensi Komunikasi Menjadi Kunci Pembuka Rezeki
Namun, di balik kesuksesan glamor yang dia punya, Ji Chang Wook ternyata mengalami masa-masa sulit. Dia menghadapinya sejak masih kecil, yang membuatnya harus dewasa lebih cepat dari teman-temannya.
Alih-alih menyembunyikan kesulitan itu, Ji Chang Wook malah terbuka tentang hal tersebut di depan kamera. Terbaru, dia mengungkapkan kisah hidupnya dalam acara talk show You Quiz on the Block yang tayang di tvN.
Jadi, apa saja yang dia ceritakan, berikut kisah hidup yang Ji Chang Wook beberkan ke media:
1. Yatim Sejak Kecil
Ji Chang Wook mengungkapkan bahwa dia tumbuh sebagai anak yatim. “Ayahku meninggal waktu aku masih kecil, jadi ibuku harus melalui masa-masa sulit,” ungkap pria berusia 37 tahun ini, seperti yang dilaporkan oleh SBS Star.
Ia menambahkan, “Waktu kecil, aku merasa harus melindungi ibuku sebagai anak laki-laki dan anggota keluarga.”
Hingga saat ini, Ji Chang Wook masih tinggal bersama ibunya.
2. Biasa Kerja Keras Sejak Kecil
Dia juga menceritakan bahwa ibunya dulu memiliki restoran barbeku dan kemudian membuka restoran maeun-tang, yaitu sop ikan pedas.
“Itu tempat makan kecil, dan ibuku bekerja sendirian. Aku terbiasa membantu menyajikan makanan saat tempat itu ramai,” kata Ji Chang Wook.
3. Tantangan Besar di Usia Muda
Baca Juga:Segerombolan Monyet Turun ke Pemukiman Warga, Ada Apa?Tanggapan BPBD Mengenai Rumor Guning Ceremai Akan Meletus 15 Jam Setelah Gempa, BPBD Tegaskan Itu Hoax!
Bagi Ji Chang Wook kecil, bekerja di restoran bukanlah hal yang mudah.
“Saat ibuku menjalankan restoran barbeku, tugas terberatku adalah membersihkan pemanggang. Ketika dia membuka restoran maeun-tang, yang paling sulit adalah membersihkan tempat ikan,” kenangnya.