2. Fase Diet (24-72 Jam) Selama fase ini, Anda hanya diperbolehkan mengonsumsi air putih sebanyak 2-3 liter per hari. Water fasting umumnya dilakukan selama 24 hingga 72 jam. Penting untuk tidak melanjutkan puasa lebih dari jangka waktu tersebut tanpa pengawasan medis, karena dapat berisiko bagi kesehatan. Selama periode ini, hindari aktivitas yang memerlukan konsentrasi penuh, seperti mengemudikan kendaraan atau alat berat, untuk mencegah kecelakaan atau cedera.
3. Fase Pascadiet Setelah menyelesaikan fase diet, perlahan-lahan perkenalkan kembali makanan ke dalam pola makan Anda. Mulailah dengan makanan kecil atau jus, lalu tingkatkan asupan makanan secara bertahap. Fase ini penting untuk menghindari refeeding syndrome, sebuah kondisi serius yang dapat terjadi ketika tubuh mengalami perubahan cairan dan elektrolit yang cepat setelah puasa. Proses ini biasanya berlangsung sekitar satu hari, tetapi jika durasi water fasting Anda lebih lama, tubuh Anda mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk beradaptasi sebelum dapat kembali mengonsumsi makanan dalam jumlah normal.
Catatan Penting: Water fasting adalah metode diet yang cukup ekstrem dan tidak cocok untuk semua orang. Metode ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, lansia, atau individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti gagal ginjal, asam urat, maag, atau gangguan makan. Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum memulai water fasting untuk memastikan bahwa metode ini aman dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.(*)