Kuda Renggong, Tradisi Lekat di Masyarakat

IRINGAN: Kesenian Kuda Renggong di Desa Kebon Kalapa,Cimalaka, Kamis (22/8).
IRINGAN: Kesenian Kuda Renggong di Desa Kebon Kalapa,Cimalaka, Kamis (22/8).
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Kuda Renggong, yang menjadi ciri khas kesenian asal Kabupaten Sumedang, merupakan salah satu warisan budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat setempat. Kata “renggong” berasal dari bahasa Sunda yang berarti “keterampilan” atau “kemahiran”, mengacu pada keahlian kuda yang dilatih untuk menari mengikuti irama musik.

Kuda Renggong sering dijadikan hiburan dalam berbagai acara seperti arak-arakan anak khitan, perayaan hari besar, dan pengisi acara dalam festival. Seni Kuda Renggong telah berkembang pesat di Sumedang dan menjadi tradisi yang melekat di masyarakat.

Nanang, salah satu pemilik Kuda Renggong, mengungkapkan kebanggaannya terhadap upaya pelestarian budaya Sunda, khususnya di kalangan masyarakat Kabupaten Sumedang.

Baca Juga:Penarikan PBB Desa Girimukti Capai 51 PersenKormi Sumedang Gelar Lomba Permainan Tradisional 

“Saya sangat bangga menjadi warga Sumedang. Selain kaya akan budaya, pelestarian tradisi juga terus berlanjut di tengah masyarakat. Inilah yang menjadikan Sumedang sebagai Puseur Budaya,” kata Nanang, Kamis (22/8).

Partisipasi dan antusiasme masyarakat dalam merawat dan melestarikan budaya menjadi salah satu alasan mengapa Sumedang disebut sebagai Puseur Budaya. Tidak heran jika banyak orang dari luar Sumedang kagum dengan berbagai budaya yang ada di Kabupaten Sumedang, terutama Kuda Renggong.

“Orang luar Sumedang sering kali terpesona melihat bagaimana kuda-kuda ini dilatih untuk berjalan mengikuti irama musik. Mereka akan berpikir bahwa kuda-kuda ini benar-benar cerdas,” tambahnya.

Nanang juga menekankan pentingnya kreativitas dan partisipasi masyarakat dalam berbagai kesenian di Kabupaten Sumedang. Menurutnya, selain masyarakat Sumedang sendiri, siapa lagi yang akan melestarikan budaya di kota ini. (cr1)

0 Komentar