sumedangekspres – Terapi sensori integrasi adalah pendekatan pengobatan yang dirancang untuk membantu anak-anak yang mengalami kesulitan dalam memproses dan merespons rangsangan sensorik dari lingkungan mereka. Metode ini bertujuan untuk melatih anak agar dapat merespons dengan cara yang lebih tepat terhadap berbagai rangsangan sensorik seperti sentuhan, bau, penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Dengan terapi ini, anak diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dan mampu menjalani kegiatan sehari-hari dengan lebih baik.
Terapi ini sering digunakan untuk mendukung anak-anak dengan autisme, namun juga bermanfaat untuk anak-anak dengan kondisi lain seperti dispraksia, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sindrom Asperger, gangguan pemrosesan sensori, dan cedera kepala. Tujuan utama dari terapi sensori integrasi adalah untuk membantu anak beradaptasi dengan kondisi fisik atau gangguan tumbuh kembang yang mereka alami, sehingga mereka dapat berfungsi secara lebih mandiri dan efektif dalam kehidupan sehari-hari.
Prosedur Pelaksanaan Terapi Sensori Integrasi
Sebelum memulai terapi sensori integrasi, anak akan menjalani serangkaian pemeriksaan menyeluruh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana kesulitan anak dalam kegiatan sehari-hari dan untuk menentukan diagnosis penyakit yang dapat menyebabkan hambatan fisik atau sosial. Terapi sensori integrasi umumnya dilakukan oleh ahli terapis okupasi untuk mendukung tumbuh kembang anak, baik dari aspek fisik, sosial, maupun emosional.
Baca Juga:Latihan Dengan Rowing Machine Menawarkan Berbagai Manfaat KesehatanBerbagai Manfaat dan Cara Penggunaan Lanolin untuk Kesehatan Kulit
Selama sesi terapi, terapis akan mendampingi anak dengan memberikan berbagai kegiatan yang membantu anak menemukan cara untuk melakukan aktivitas yang sulit. Selain itu, terapis juga akan memberikan pengarahan kepada anggota keluarga dan pengasuh tentang cara mendukung dan merawat anak di rumah.
Berikut adalah beberapa prosedur terapi sensori integrasi yang biasa dilakukan untuk menstimulasi berbagai sistem sensorik anak:
1. Intervensi Perbaikan Prosedur ini mencakup aktivitas yang melibatkan fungsi sensorik dan motorik anak. Kegiatan seperti berayun, melompat, menari, lempar tangkap bola, atau melakukan pijatan pada anak dapat membantu dalam proses ini.
2. Akomodasi dan Adaptasi Metode ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam mengatur dan merespons rangsangan sensorik agar lebih adaptif. Contoh kegiatan termasuk menggunakan penutup telinga atau spons bertekstur saat mandi untuk membantu anak beradaptasi dengan berbagai rangsangan.