Beras
Beras merupakan bahan yang juga kerap disajikan dalam menu sesajen. Sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia, beras diibaratkan sebagai sumber kehidupan yang sakral. Untuk itu, beras sering digunakan dalam upacara adat. Beras yang digunakan dalam sesajen biasanya adalah hasil panen mereka sendiri, melambangkan rasa syukur atas rezeki yang diberikan. Penyajian beras ini bukan sekadar simbolis, tetapi juga diharapkan dapat mengundang keberkahan dan menjalin hubungan yang harmonis dengan para leluhur.
Ayam Cemani
Selanjutnya, ada ayam cemani yang juga dipercaya bisa mengundang hantu. Ayam Cemani adalah salah satu jenis ayam buras atau kampung dengan warna hitam hampir di seluruh bagian tubuhnya, mulai dari kepala hingga daging dan tulangnya. Konon, ayam ini menjadi kesukaan setan dan bangsa jin karena warna hitamnya yang misterius. Selain berfungsi sebagai sesajen, ayam cemani juga dianggap membawa keberuntungan, ilmu sakti, dan dapat berfungsi sebagai penangkal sihir. Dalam ritual, penyajian ayam cemani dianggap sebagai pengorbanan yang memiliki nilai spiritual tinggi.
Kelapa
Hampir semua bagian dari kelapa dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup. Dari daun, batang, akar, hingga buah dan batok kelapa, semuanya memiliki manfaat. Karena itulah, buah ini banyak dipakai dalam sesajen dengan harapan dapat memberikan kehidupan yang makmur. Kelapa melambangkan kesuburan dan kekayaan, dan diyakini dapat membawa keberuntungan serta melindungi rumah dari gangguan. Ritual ini sering kali dilakukan pada upacara-upacara penting untuk memohon perlindungan dan kemakmuran.
Kopi Hitam
Baca Juga:Dapatkan Kulit Putih Glowing Layaknya Aktris Hanya dengan Rutin Minum 3 Jus Buah Ini!8 Makanan Paling Ekstrem di Indonesia, Berani Coba?
Kopi menjadi minuman yang rutin diminum oleh leluhur pada zaman dahulu, sehingga juga menjadi salah satu minuman dalam sesajen. Kopi hitam pekat disajikan dengan harapan dapat menyambut arwah leluhur yang pulang untuk mengunjungi keluarganya yang masih hidup. Penyajian kopi ini dianggap sebagai bentuk penghormatan dan komunikasi dengan arwah, di mana rasa pahit kopi melambangkan kesedihan sekaligus kenangan akan orang-orang yang telah tiada. Ritual ini memperkuat ikatan antara generasi, serta menegaskan pentingnya menghormati warisan dan nilai-nilai leluhur.