sumedangekspres, JATINANGOR – Jalur perbatasan yang menghubungkan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, terutama di kawasan Kecamatan Jatinangor dan Cileunyi, mendesak untuk memiliki fasilitas terminal resmi. Ketidaktersediaan terminal di simpul perbatasan menimbulkan berbagai masalah lalu lintas yang semakin meresahkan masyarakat.
Tanpa adanya terminal yang memadai, angkutan umum seperti angkot terpaksa ngetem sembarangan di sepanjang jalan perbatasan. Kondisi tersebut semakin parah dengan munculnya terminal bayangan di berbagai titik.
Terminal bayangan tersebut tidak hanya menyebabkan kemacetan, tetapi juga mengganggu kelancaran arus lalu lintas di jalur tersebut. Di kawasan Simpang Susun Cileunyi, tepatnya di bawah Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan), aktivitas terminal bayangan sangat mencolok.
Baca Juga:Peristiwa Kebakaran di Sumedang Meningkat Capai 192 kasus
Beberapa angkot dan kendaraan umum sering kali berhenti di sembarang tempat, yang mengakibatkan penumpukan kendaraan dan membuat kondisi jalan menjadi semrawut. Jika dibiarkan, masalah tersebut tidak hanya akan merugikan pengendara tetapi juga dapat berdampak pada ekonomi lokal karena menghambat pergerakan orang dan barang.
Sebenarnya, kawasan timur Kabupaten Bandung telah berkembang pesat. Dengan adanya infrastruktur modern seperti Tol Cisumdawu dan Stasiun Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) Tegalluar, masyarakat seharusnya dapat merasakan peningkatan kenyamanan dalam perjalanan.
Namun, ketidakhadiran terminal resmi membuat area ini tetap diwarnai dengan aktivitas angkot yang berhenti sembarangan, yang juga memicu tumbuhnya armada transportasi gelap tanpa izin. Pengamat Transportasi Publik sekaligus Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Serijowarno menegaskan pentingnya keberadaan terminal resmi di kawasan tersebut.
“Harusnya segera dibangun terminal resmi, jangan dilama-lama atau ditunda. Dampaknya jadi muncul terminal bayangan,” ungkap Djoko, Kamis (31/10).
Menurutnya, terminal sangat penting untuk menampung kendaraan umum, baik untuk transit penumpang maupun tempat mengganti armada. Djoko juga mengingatkan, tanpa terminal yang layak, kemacetan akan semakin sering terjadi.
“Kalau gak dibangun terminal, pasti bakal sering timbul kemacetan, lalu lintas terganggu dan pastinya pengendara akan dirugikan, merasa tidak nyaman,” ujarnya.
Keberadaan terminal resmi juga akan meminimalisir aktivitas ngetem sembarangan yang merusak kenyamanan berkendara di jalur utama Jatinangor-Cileunyi. Eks Terminal Cileunyi yang pernah ada di Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, sebenarnya pernah menjadi fasilitas penting bagi warga.