Drainase Jembatan Cisumdawu Tersumbat, Warga Pasigaran Berjuang Atasi Banjir

MENGGENANG: Drainase jembatan di atas tol Cisumdawu yang terletak di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, di
MENGGENANG: Drainase jembatan di atas tol Cisumdawu yang terletak di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, diduga tersumbat, sehingga menyebabkan banjir, baru-baru ini.
0 Komentar

sumedangekspres, TANJUNGSARI – Drainase jembatan di atas Tol Cisumdawu yang terletak di Desa Pasigaran, Kecamatan Tanjungsari, diduga tersumbat, menyebabkan jalan utama menuju Desa Pasigaran, Kadakajaya, dan Cijambu terendam air setinggi lutut. Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut membuat akses vital bagi masyarakat setempat tergenang.

Amir, warga Desa Pasigaran, mengatakan, genangan air tersebut terjadi karena saluran drainase tidak mampu menampung debit air yang meningkat drastis akibat hujan.

“Air diduga berasal dari drainase yang mampet. Walaupun mobil masih bisa lewat, pengendara motor harus sangat berhati-hati agar tidak mogok di tengah genangan,” ujarnya, baru-baru ini.

Baca Juga:KPU Sumedang Lantik Belasan Ribu Anggota KPPS Pilkada 2024 Secara SerentakDisdikbud Subang Prioritaskan Perbaikan Ruang Kelas 

Kejadian tersebut menjadi perhatian masyarakat sekitar, karena ini adalah pertama kalinya jalan tersebut terendam sejak Tol Cisumdawu beroperasi pada 2021. Amir menambahkan, penyumbatan kemungkinan disebabkan oleh sampah dan pasir yang menutupi drainase.

“Sepertinya sudah lama tertutup sampah, jadi drainasenya mampet dan meluap ke jalan,” ungkap Amir.

Warga setempat kemudian bergotong royong membersihkan drainase untuk mengembalikan aliran air. Upaya swadaya tersebut berhasil, dan pada sore hari, aliran air kembali normal.

Sementara itu, Gabungan Relawan Sukasari (Gares) mengimbau masyarakat untuk waspada menghadapi potensi bencana di musim hujan. Ketua Gares, Dadang Supriyadi, menyampaikan, kondisi geografis wilayah Sukasari yang berbukit dan penuh pepohonan rawan mengalami longsor dan pohon tumbang ketika curah hujan tinggi.

Dadang menyebut Desa Genteng dan Desa Banyuresmi sebagai daerah berisiko tinggi mengalami longsor.

“Kondisi berbukit membuat desa-desa tersebut rawan pergerakan tanah, terutama saat hujan deras,” jelasnya, mengingatkan pentingnya kewaspadaan bagi warga setempat.

Sebagai langkah antisipasi, Gares mengimbau warga segera melaporkan kepada perangkat desa seperti RT, RW, Babinsa, Bhabinkamtibmas, atau kepala desa jika melihat tanda-tanda pergerakan tanah.

Baca Juga:Sekolah Rusak Akibat Gempa Sumedang Diperbaiki, Target Rampung Akhir TahunPemkab Sumedang Perhatikan Mata Air Ciseupan 

“Kami rutin memberikan himbauan agar warga waspada, dan segera berkoordinasi dengan pihak berwenang jika terdapat tanda-tanda longsor,” pungkas Dadang. (kos)

0 Komentar