Kasus DBD di Sumedang Meningkat: Tujuh Orang Tewas 

TEKAN: Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular (P2PM PTM) Dinas Kesehatan K
TEKAN: Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular (P2PM PTM) Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Aan Sugandi saat berbincang dengan Sumeks, Kamis (14/11).
0 Komentar

sumedangekspres, KOTA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumedang semakin meningkat. Hal itu menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.

Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular (P2PM PTM) Dinas Kesehatan, Aan Sugandi mengungkapkan, meski pemerintah telah memberikan subsidi dalam upaya penanganan DBD, langkah lebih besar seperti vaksinasi perlu dipertimbangkan untuk mencegah lonjakan kasus.

“Sifatnya kan subsidi atau bantuan dari pemerintah pusat yang kami sampaikan ke masyarakat melalui Puskesmas. Namun, melihat tingginya kasus DBD di Sumedang, kami berharap ke depan ada langkah pencegahan yang lebih efektif, salah satunya melalui vaksinasi,” ujar Aan kepada Sumeks di salah satu tempat di Sumedang, Kamis (14/11).

Baca Juga:Lahan SDN Pasirhuni Digugat Ahli Waris, Kades Pasirnanjung Dipanggil Kejaksaan  Desa Sukadana Terapkan Teknik Bioflok: Budidaya Ikan Berbasis Lingkungan

Menurut Aan, kasus DBD di Sumedang cukup tinggi dan memiliki potensi menyebabkan kematian. Hingga saat ini, tercatat tujuh kasus kematian akibat DBD di Sumedang.

Tujuh kasus kematian tersebut tersebar di bebera kecamatan diantaranya, Kecamatan Jatinangor tiga kasus, Kecamatan Sumedang Utara satu kasus, Kecamatan Tomo satu kasus, Kecamatan Jatinunggal satu kasus, dan Kecamatan Ujungjaya satu kasus. Jika dikalkulasikan dengan wilayah lain di Jawa Barat, angka tersebut tentu menjadi lebih signifikan.

“Angka kematian akibat DBD sebenarnya bisa diminimalisir. Targetnya, angka kematian akibat DBD harus berada di bawah satu persen. Saat ini, kasus baru di Sumedang berada di sekitar 0,30 persen dari populasi, tetapi itu bukan alasan untuk lengah,” tegasnya.

Aan menekankan, meskipun angka kematian akibat DBD di Sumedang masih relatif kecil, target idealnya adalah nol kematian. Hal tersebut memerlukan upaya berkelanjutan, termasuk peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan, di masa depan, penerapan vaksinasi untuk pencegahan DBD.

“Angka kematian harus terus ditekan hingga mencapai nol. Vaksinasi dapat menjadi solusi yang lebih efektif dalam mencegah dampak fatal dari DBD,” pungkas Aan.

Dengan adanya perhatian khusus dari Dinas Kesehatan, diharapkan masyarakat Sumedang dapat lebih waspada terhadap ancaman DBD dan mendukung program pemerintah dalam menekan penyebaran penyakit tersebut. (red)

0 Komentar