SUMEDANG EKSPRES – Pada era awal 2000-an, pilihan varian sepeda motor di Indonesia masih sangat terbatas. Umumnya, hanya tersedia dua jenis motor, yaitu motor bebek dan motor dengan tangki di depan (naked bike).
Kedua jenis motor ini identik dengan penggunaan transmisi manual, yang mengharuskan pengendara untuk mengoperasikan gigi agar motor dapat berjalan. Artinya, motor tidak bisa langsung dijalankan hanya dengan menarik gas dan menekan rem; pengendara harus terlebih dahulu memasukkan gigi satu.
Karena pengoperasiannya yang lebih kompleks, motor dengan transmisi manual pada masa itu lebih banyak digunakan oleh kaum laki-laki. Penggunaan motor gigi memang membutuhkan penyesuaian antara kecepatan putaran mesin (RPM) dan perpindahan gigi.
Baca Juga:Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Hadir Memanjakan Mata Para Pecinta GadgetKotroversi Gambar Karya AI Ala Studio Ghibli dari Hak Cipta Sampai Etika
Sebagai contoh, jika RPM terlalu tinggi namun gigi tidak segera dioper, maka motor akan mengeluarkan suara menggerung. Sebaliknya, jika gigi dinaikkan ke tingkat yang lebih tinggi saat RPM masih rendah, motor akan terasa berat, bahkan bisa mati, terutama pada motor yang menggunakan kopling manual.
Tidak mengherankan jika pada masa itu perempuan cenderung enggan mengendarai motor, terlebih motor dengan kopling. Motor bebek tanpa kopling pun sering kali menyulitkan bagi pengendara perempuan, apalagi yang menggunakan kopling manual.
Namun, situasi ini mulai berubah ketika salah satu pabrikan besar di Indonesia menghadirkan jenis motor baru, yakni motor matic. Kehadiran motor matic membuka pasar baru dalam industri sepeda motor di Indonesia. Pabrikan yang memelopori tren ini adalah Yamaha, melalui produk andalannya yaitu Yamaha Mio.
Yamaha Mio menjadi pelopor kebangkitan motor matic di Indonesia. Meskipun secara historis motor matic pertama yang dipasarkan di Indonesia adalah buatan Kimco, Yamaha Mio lah yang berhasil mempopulerkannya. Desain bodi Mio yang kecil dan ringan, serta kemudahan penggunaannya karena tidak memerlukan operan gigi atau kopling, menjadikannya sangat digemari oleh masyarakat.
Kesuksesan Mio membuat banyak pabrikan lain mengikuti jejak Yamaha dengan meluncurkan motor matic mereka sendiri. Seiring waktu, motor matic pun berhasil menggeser dominasi motor bebek di pasar.
Lebih dari itu, kehadiran motor matic membawa perubahan besar dalam gaya berkendara masyarakat. Perempuan yang sebelumnya lebih sering menjadi penumpang, kini mulai mandiri dan mampu mengendarai motor sendiri. Motor matic membuka aksesibilitas yang lebih luas bagi semua kalangan, tanpa terkecuali.