Lalu bagaimana dengan Yamaha Mio? Ya, Yamaha Mio memang sejak awal lebih identik sebagai motor yang digunakan oleh perempuan. Namun, hal itu bukan berarti motor matic hanya untuk perempuan atau layak dianggap negatif. Motor matic adalah kendaraan yang memberikan kemudahan dan kenyamanan berkendara, yang dapat dinikmati oleh siapa saja—tanpa memandang gender.
Memang, tujuan awal dari kehadiran Yamaha Mio adalah untuk menyasar konsumen perempuan. Namun, seiring waktu, motor ini berkembang menjadi kendaraan yang bisa digunakan oleh siapa saja, tanpa memandang gender. Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya bisa mengendarai Mio tanpa perlu mendapat cap negatif seperti “naik motor banci”.
Jika berbicara soal performa, tentu saja dalam kondisi standar, motor matic umumnya akan kalah dibandingkan motor bebek. Namun, bagaimana jika motor matic sudah dimodifikasi atau dilakukan bor up? Apakah masih layak disebut sebagai “motor banci”? Faktanya, beberapa motor matic yang sudah mengalami bor up mampu menyaingi, bahkan mengalahkan, motor bebek modifikasi atau bahkan motor kopling dua-tak sekalipun.
Jadi, apakah motor matic adalah motor banci? Jawabannya tetap: bukan.
Baca Juga:Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Hadir Memanjakan Mata Para Pecinta GadgetKotroversi Gambar Karya AI Ala Studio Ghibli dari Hak Cipta Sampai Etika
Meski motor matic tidak memiliki karakter identitas yang sekuat motor bebek atau sport fairing, justru itulah kelebihan utamanya. Motor matic memang dirancang untuk penggunaan kasual, namun bukan berarti tidak bisa dimodifikasi atau diberi identitas tertentu. Menariknya, motor matic justru seperti “kanvas kosong”—mudah dikreasikan menjadi apa saja.
Misalnya, di masa lalu, banyak motor matic yang dimodifikasi menjadi model low rider dengan hasil yang sangat menarik. Bayangkan jika motor bebek dipaksa menjadi low rider, hasilnya tentu tidak akan seproporsional motor matic.
Dari sisi mesin, motor matic juga bisa diutak-atik layaknya motor bebek, bahkan ada yang memodifikasinya menggunakan mesin 4 silinder. Karena itu, bisa dikatakan bahwa ruang eksplorasi modifikasi pada motor matic jauh lebih luas dibandingkan motor bebek maupun motor sport.
Lalu, mengapa masih ada yang menyebut motor matic sebagai motor banci? Jawabannya sederhana: karena mereka terbawa perasaan (baper). Mungkin karena motor bebek mereka dikalahkan atau ditinggalkan oleh motor matic, sehingga muncul rasa kesal dan kecemburuan.