Uni Eropa Desak Gencatan Senjata dan Tekanan Maksimal terhadap Rusia di Pertemuan Menlu di Luksemburg

Uni Eropa Desak Gencatan Senjata dan Tekanan Maksimal terhadap Rusia di Pertemuan Menlu di Luksemburg
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas ketika di wawancara oleh media (SUMBER FOTO: X/kajakallas)
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Para menteri luar negeri dari negara-negara Eropa berkumpul di Luksemburg pada hari Senin untuk membahas sejumlah isu global, termasuk konflik di Ukraina dan Gaza. Dalam pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa tersebut, mereka menyerukan peningkatan tekanan terhadap Rusia serta penghentian kekerasan di Timur Tengah.

Topik diskusi mencakup konflik Rusia-Ukraina, perkembangan di Timur Tengah termasuk Suriah, relasi antara Uni Eropa dan Afrika, dinamika di kawasan Balkan Barat, serta hubungan antara Azerbaijan dan Armenia.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menegaskan pentingnya meningkatkan tekanan terhadap Rusia agar perang dapat diakhiri. Ia menyoroti bahwa perdamaian membutuhkan komitmen dua pihak, sementara perang bisa dimulai hanya oleh satu pihak.

Baca Juga:Protes di New York Serukan Pembebasan Mahasiswa Columbia yang Ditahan karena Aksi Pro-PalestinaIndonesia dan Mesir Sepakati Kemitraan Strategis, Prabowo-Sisi Bahas Gaza dan Stabilitas Timur Tengah

“Saya pikir kita harus memberikan tekanan maksimal pada Rusia untuk benar-benar mengakhiri perang ini, karena dibutuhkan dua pihak untuk menginginkan perdamaian. Hanya dibutuhkan satu pihak untuk menginginkan perang,” ujar Kaja Kallas, selaku Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, menyampaikan hal tersebut dalam keterangannya kepada pers.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean Noel-Barrot, menyatakan bahwa Rusia tidak menunjukkan itikad untuk menyetujui gencatan senjata. Ia mendorong Uni Eropa menjatuhkan sanksi yang lebih keras guna menghentikan pendanaan terhadap agresi militer Rusia.

“Saya meminta Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi sekeras mungkin terhadap Rusia untuk mencekik ekonominya dan mencegahnya dari mengobarkan upaya perangnya,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa Amerika Serikat memiliki peran penting dalam memaksa Rusia untuk bernegosiasi.

Senada, Menteri Luar Negeri Finlandia, Elina Valtonen, menilai Rusia mengabaikan sepenuhnya proses perdamaian dan mendukung penambahan sanksi melalui paket ke-17 yang sedang dirancang.

“Kita perlu meningkatkan sanksi, dan itulah yang sedang kita kerjakan dalam paket ke-17,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslaw Sikorski, menyatakan keterkejutannya atas serangan terbaru Rusia di wilayah Suma, Ukraina. Ia berharap Amerika Serikat dan mantan Presiden Donald Trump memahami bahwa pemimpin Rusia tidak menghormati niat baik mereka, dan mengambil langkah tegas.

0 Komentar