Korupsi di Kamboja bukan sekadar masalah moral, tetapi telah menjadi bencana kemanusiaan. Ia tidak hanya mencuri uang, tetapi juga mencuri masa depan. Ia menghancurkan harapan, melemahkan kepercayaan, dan menanamkan rasa takut di dada rakyat kecil.
Ketika rakyat mencari keadilan, yang mereka temukan hanyalah pintu-pintu yang tertutup rapat, dijaga oleh aparat yang setia bukan pada hukum, melainkan pada penguasa.
Dalam negeri seperti ini, menjadi miskin bukan hanya perkara nasib, tetapi seolah menjadi hukuman—hukuman karena lahir di tempat yang salah, karena tidak memiliki koneksi, karena terlalu jujur di dunia yang penuh tipu daya.
Baca Juga:Aplikasi Best Reading Buat Skema Investasi Bodong Modus Membaca Konten10 Rahasia Jahat Trik Marketing Brand yang Bisa Kuras Uangmu Sampai Habis
Namun dari balik penderitaan itu, suara-suara kecil mulai muncul. Mereka tidak berteriak, tetapi berbisik dengan keberanian. Mereka tidak melawan dengan senjata, tetapi dengan tekad. Sebab mereka tahu, dalam kegelapan yang paling pekat sekalipun, harapan selalu bisa dinyalakan, meski hanya dengan nyala kecil dari hati yang tak mau menyerah.
3. Perdagangan Manusia
Dari masa-masa yang kelam dan pahitnya kehidupan masyarakat miskin di Kamboja, kini muncul luka baru yang tak kalah mengerikan—yaitu dunia gelap perjudian.
Kasino-kasino berdiri megah di pinggiran kota, diselimuti cahaya neon yang memikat. Namun di balik gemerlap itu, terdapat banyak kehidupan yang hancur dalam diam—ayah yang kehilangan rumah, ibu yang menjual harta, dan anak-anak yang tumbuh dalam bayang-bayang utang.
Dari gang-gang sempit Kota Phnom Penh hingga lantai kasino mewah di Sihanoukville, denyut perjudian merasuk ke dalam nadi masyarakat, bukan sekadar hiburan, melainkan menjadi candu, perangkap, dan ladang dosa yang tak terlihat oleh mata para turis yang hanya sekilas lewat.
Judi offline melalui kasino fisik berdiri laksana istana. Di dalamnya, uang mengalir tanpa henti, tetapi begitu pula kehidupan yang satu per satu hancur. Para pria yang datang dengan harapan besar, sering kali pulang dengan utang yang lebih besar. Keluarga hancur, tanah dijual, dan harga diri pun hilang di meja rolet atau di balik kartu-kartu yang tak pernah adil.