“Sesar Lembang ini mempunyai laju geser 1,95 sampai dengan 14 milimeter per tahun dengan panjang 29 kilometer berpotensi magnitudo maksimumnya 6,5 sampai dengan 7 magnitudo,” katanya.
Menurutnya, daerah yang terdampak sangat tinggi dari Sesar Lembang yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Purwakarta, dari 6 sampai 8 MMI. Untuk Sumedang sendiri 5 sampai dengan 6 MMI sehingga kita perlu meningkatkan kewaspadaan,” tuturnya.
Ditambahkan olehnya, dengan adanya gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sumedang tahun yang lalu, perlu adanya penguatan bangunan yang vital.
Baca Juga:Puluhan Sopir Truk Sumedang Tolak Zero ODOLSebanyak 210.910 Pendaftar Diterima di SPMB Tahap 1
“Terutama sekolah dasar, rumah sakit, gedung pemerintahan. Perlu menjadi perhatian yang sangat penting. Karena kalau terjadi bencana, sehingga bangunan vital tersebut lumpuh, kita mau kemana lagi. Dan perlunya adanya pemetaan detail zona resiko gempa bumi sesar Lembang,” ucapnya.
Ia merekomendasikan langkah awal mitigasi gempa ialah dengan sosialisasi, jalur evakuasi dan rambu yang memadai.
“Edukasi kepada masyarakat dan tingkatkan koordinasi, perlu ada penguatan kapasitas BPBD dan tim siaga bencana untuk beroperasi dan penyusunan SOP kedaruratan, serta gladi evakuasi secara rutin dan memadai,” ujarnya.
Ia pun menjelaskan, BMKG telah memperbanyak sensor Gempa Bumi.
“Tahun 2019 Jawa Barat kurang dari sepuluh. Sekarang sudah meningkat 33 sensor diseluruh Jawa Barat. Mudah-mudahan akan terus bertambah lagi sehingga dapat mendeteksi lebih kegempaan yang kecil,” jelasnya.
Tampak hadir dalam Rakor tersebut, Wakil Bupati Sumedang M Fajar Aldila, Sekda Tuti Ruswati beserta Unsur Forkopimda dan para camat serta pemangku kepentingan lainnya. (red)