JATINANGOR – Retret gelombang kedua di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, memberi pengalaman tak biasa bagi para kepala daerah peserta. Salah satu kejutan datang dari budaya makan praja yang terikat aturan waktu ketat yang ternyata membuat banyak peserta terheran-heran.
Momen unik itu terjadi saat santap siang bersama di ruang Menza IPDN. Sejumlah kepala daerah mengaku belum menyelesaikan makan ketika tiba-tiba lonceng berbunyi, pertanda waktu makan telah usai.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan, dirinya menerima sejumlah “curhat” ringan dari para kepala daerah yang merasa belum siap dengan budaya disiplin makan khas kampus pemerintahan itu.
Baca Juga:IDI, Penjaga Denyut Nadi KemanusiaanCatatan BPK Ditindaklanjuti
“Ada yang bilang baru makan tiga perempat, tiba-tiba loncengnya bunyi. Kaget mereka,” ujar Bima saat ditemui wartawan di Kampus IPDN Jatinangor, Minggu (22/6/2025).
Bima menjelaskan, dalam tradisi semi militer yang diterapkan IPDN, makan siang menjadi satu-satunya waktu makan yang dilakukan bersama praja. Sedangkan makan pagi dan malam, kepala daerah makan secara terpisah.
Menurutnya, waktu makan yang diberikan memang sangat terbatas hanya sepanjang dua lagu. Itu pun, kata Bima, telah diberi jeda lebih longgar dari biasanya.
“Saya lihat tadi, baru duduk langsung nyamber pisang. Tapi ya di sini semuanya serba komando, dua lagu selesai. Sudah dikasih jeda pun masih banyak yang belum selesai,” ungkapnya sambil tersenyum.
Bima pun menekankan bahwa adaptasi sangat penting karena selama satu minggu ke depan, kepala daerah akan mengikuti ritme kehidupan kampus seperti praja.
“Ini pelajaran buat besok. Makan siangnya harus lebih cepat. Harus bisa menyesuaikan,” pesannya.
Sebagai informasi, retret gelombang kedua ini diikuti oleh 86 kepala daerah. Mereka dijadwalkan mengikuti berbagai pembinaan dan kegiatan semi militer di kampus IPDN Jatinangor, termasuk pola hidup disiplin yang ketat. (kos)