Dr. Elsa Pudji Setiawati, Pemimpin Visioner yang Konsisten Membangun Kedokteran Keluarga Layanan Primer

Dr. Elsa Pudji Setiawati, Pemimpin Visioner yang Konsisten Membangun Kedokteran Keluarga Layanan Primer
Dr. Elsa Pudji Setiawati, Pemimpin Visioner yang Konsisten Membangun Kedokteran Keluarga Layanan Primer - (ist)
0 Komentar

sumedangekspres – Atas dedikasi dan kepemimpinannya yang visioner dalam mendirikan program studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP) pertama di Indonesia, Dr. dr. Elsa Pudji Setiawati, M.M., Sp.KKLP dianugerahi Visionary Leadership Award dalam ajang Family Medicine Forum 2025 yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).

Penghargaan ini menjadi bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memperkuat fondasi pelayanan kesehatan primer berbasis kedokteran keluarga di Indonesia.

“Saya menerima penghargaan tersebut atas peran saya dalam mendirikan program studi Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer. Mungkin yang dianggap kepemimpinan visioner adalah karena kami terus konsisten, meskipun selama bertahun-tahun belum banyak yang membuka, kami tetap berjalan,” ujar dr. Elsa ketika diwawancarai oleh Kanal Media Unpad pada Rabu, 2 Juli 2025.

Baca Juga:Siap Hadir di Layar Lebar, Berikut Jadwal Tayang dan Sinopsi Film Pamali: Tumbal!Ingin Hidup Lebih Produktif? Lakukan Kebiasaan Ini Agar Kamu Bisa Lebih Fokus dan Produktif!

Program Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer awalnya didirikan pada 2016 dengan nama Program Studi Kedokteran Layanan Primer dan gelar Dokter Layanan Primer (DLP). Setelah dinyatakan setara dengan spesialis pada 2017, gelarnya berubah menjadi Sp.KKLP. Menurut dr. Elsa, perkembangan ini tak lepas dari dukungan jajaran FK Unpad sejak 2014 dalam mendorong pendidikan dokter layanan primer berbasis kebutuhan nasional. Kini, program serupa telah berdiri di 11 institusi di Indonesia, dengan Unpad sebagai pionir utama.

Demi melanjutkan komitmennya dalam pengembangan Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (KKLP), dr. Elsa rela melepaskan jabatan sebagai Kepala Departemen dan memilih fokus sebagai Ketua Program Studi. Keputusan ini sejalan dengan ketertarikannya pada pendekatan layanan kesehatan primer yang menyentuh langsung komunitas, dibandingkan praktik klinis di rumah sakit yang terbatas pada relasi dokter dan pasien. Bagi Elsa, peran dokter di tengah masyarakat memiliki dampak yang lebih luas dan berkelanjutan.

“Di Indonesia, jika dokter ingin mengambil pendidikan spesialis biasanya setelah lulus mengharuskan mereka bekerja di rumah sakit sehingga tidak bisa kembali ke layanan primer. Padahal, banyak dokter yang ingin terus belajar, tapi tidak ada jalur untuk tetap berkontribusi di layanan primer,” jelas dr. Elsa.

Lebih lanjut, Menteri Kesehatan memiliki target untuk menghadirkan minimal satu Spesialis Kedokteran Keluarga Layanan Primer (Sp.KKLP) di setiap puskesmas di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun. Sementara itu, hingga kini baru terdapat 11 perguruan tinggi yang membuka program pendidikan Sp.KKLP, sehingga kebutuhan tenaga spesialis masih sangat besar.

0 Komentar