Upaya Bersama Lawan Rokok Ilegal dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Upaya Bersama Lawan Rokok Ilegal dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Upaya Bersama Lawan Rokok Ilegal dan Tingkatkan Kesejahteraan Petani
0 Komentar

SUMEDANG – Budidaya tembakau di Sumedang mendapat energi baru. Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Aldila, menegaskan bahwa pengembangan komoditas tembakau tak bisa hanya bertumpu pada petani. Perlu kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga komunitas petani di lapangan.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri kegiatan budidaya tembakau bersama Universitas Winaya Mukti (Unwim) di Tanjungsari. Kegiatan ini menjadi ruang temu antara praktik pertanian dan dunia akademik, serta ajang penguatan sinergi menuju pertanian berkelanjutan.

Menurut Fajar, tembakau merupakan komoditas strategis yang memberikan kontribusi besar bagi daerah, terutama lewat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sayangnya, belum semua pihak menikmati manfaat program ini secara optimal.

Baca Juga:Sekda Jabar Pilih Fokus Pelayanan Publik, Belum Tanggapi Wacana Pemekaran Lima Provinsi BaruPelantikan ASN Bergaya Unik di Kolong Tol Cisumdawu, KDM Soroti Kawasan Kumuh dan Perintahkan Penataan

“Angka bagi hasil cukai tembakau itu tidak kecil. Sayangnya, kadang terjadi miskomunikasi atau miskadministrasi, sehingga petani tidak mendapat informasi cukup. Ini harus dibenahi,” ujar Fajar dalam sambutannya.Ia meminta dinas teknis dan pemangku kepentingan untuk lebih aktif menjangkau petani, terutama yang berada di wilayah pinggiran.

“Saya bilang ke Dinas Pertanian, jangan pilih kasih. Gapoktan di daerah ujung pun harus disentuh. Tanah Sumedang ini subur, luas lahan kita lebih dari 2.500 hektare, tersebar di 25 kecamatan,” katanya.Lebih lanjut, Fajar menyebut keberadaan Pasar Tembakau Tanjungsari sebagai aset langka yang harus dikelola serius untuk memperkuat posisi Sumedang dalam rantai niaga tembakau di tingkat nasional.

“Pasar tembakau di Tanjungsari itu aset penting. Kita harus jadikan ini sebagai pusat distribusi dan nilai tambah ekonomi bagi petani tembakau,” ungkapnya.Ia juga menyoroti ancaman dari rokok ilegal yang makin marak di pasaran dan dapat merugikan petani yang sudah bekerja sesuai aturan.

“Kemarin kami diskusi dengan Kapolres dan pihak kejaksaan. Temuan rokok ilegal makin banyak. Ini harus jadi perhatian bersama, jangan sampai merusak tata niaga dan merugikan petani yang patuh,” tegas Fajar.Sementara itu, pihak akademisi turut menyambut baik sinergi yang sedang dibangun. Wakil Rektor III Unwim, Dr. Ir. Elly Roosma Ria, MP., mengungkapkan bahwa keterlibatan mahasiswa dan dosen dalam praktik lapangan seperti ini merupakan wujud nyata hubungan dua arah antara ilmu dan pengalaman.

0 Komentar