TANJUNGSARI – Memasuki musim kemarau, Perum Perhutani KPH Sumedang melalui Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Manglayang Timur meningkatkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan memperkuat sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Asisten Perhutani (Asper) atau Kepala BKPH Manglayang Timur, Gugung Agustiana, menuturkan bahwa hingga saat ini kawasan hutan di wilayahnya masih aman dari ancaman kebakaran. Meski demikian, langkah antisipasi tetap dilakukan secara rutin.
“Alhamdulillah, sejak dulu kawasan hutan di sini belum pernah mengalami kebakaran. Tapi sosialisasi selalu kita jalankan, terutama melalui kerja sama dengan LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan). Satu desa, satu LMDH, itu menjadi pola yang kita terapkan,” kata Gugung, Selasa (9/9).
Baca Juga:Jangan Salah, Ini Lokasi dan Alamat Gunung Kerenceng Sumedang yang BenarGunung Kerenceng Sumedang: Pesona Trekking dengan Panorama 360 Derajat
Menurutnya, keberadaan LMDH sangat berperan besar dalam menjaga kelestarian hutan. Bahkan, di beberapa desa sudah terbentuk kelompok masyarakat yang disebut “masyarakat anti api”, yang aktif membantu mengawasi dan menjaga hutan agar terhindar dari karhutla.
Selain sosialisasi, patroli rutin pun digelar dengan menyertakan komunikasi sosial (komsos) bersama warga. Langkah ini sekaligus menjadi sarana edukasi langsung mengenai bahaya kebakaran dan cara penanggulangannya.
“Kami bekali masyarakat dengan pemahaman dasar, mulai dari bahaya kebakaran hutan hingga teknik sederhana untuk memadamkan api bila sewaktu-waktu terjadi,” jelasnya.
BKPH Manglayang Timur sendiri membawahi areal hutan seluas 5.770 hektare, yang terbagi menjadi tiga unit Resort Pemangkuan Hutan (RPH), yakni Genteng, Cijambu, dan Rancakalong. Dari sisi tingkat kerawanan, wilayah ini dinilai cukup rendah terhadap potensi karhutla.
Meski demikian, Gugung tetap mengingatkan agar kewaspadaan jangan kendor. Terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar kawasan hutan, langkah pencegahan harus terus dijaga.
“Kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi. Setiap patroli, kami selalu berinteraksi dengan warga mulai dari tingkat desa hingga kecamatan. Itu yang membuat sinergi kita dalam menjaga hutan semakin kuat,” pungkasnya. (kos)