4. Wisata Perahu: Menyusuri waduk sambil menikmati hembusan angin segar.
5. Wisata Religi: Masjid Al Kamil yang megah dan artistik.
Jam Buka
Waduk Jatigede terbuka untuk umum setiap hari dengan jam operasional mulai pukul 00.00 – 24.00 WIB alias dibuka setiap waktu, kecuali untuk tempat wisata yang ada di sekitar Waduk Jatigede.
Tempat wisatanya tentu saja memiliki jam operasional, namun untuk Waduk Jatigedenya tidak memiliki jam buka ataupun tutup.
Namun, banyak pengunjung yang datang lebih pagi atau sore menjelang matahari terbenam.
Baca Juga:Jangan Salah, Ini Lokasi dan Alamat Gunung Kerenceng Sumedang yang BenarGunung Kerenceng Sumedang: Pesona Trekking dengan Panorama 360 Derajat
Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat sunrise atau sunset, karena langit yang berubah warna berpadu dengan air waduk menciptakan panorama menakjubkan.
Harga Tiket Masuk
Harga tiket Waduk Jatigede ini sangat memanjakan kantong kamu. Karena kamu tidak akan dikenakan biaya apapun selagi tidak memasuki salah satu area tempat wisata seperti Tanjung Duriat.
Jangan salah, yang bertiket itu hanya tempat wisata, bukan Waduk Jatigedenya.
Paling kamu hanya perlu menyiapkan biaya parkir jika memang memarkir kendaraan di tempat tertentu:
Motor: Rp5.000
Mobil: Rp10.000
Harga dapat berbeda tergantung pada destinasi wisata di sekitar waduk, seperti Puncak Permata, Tanjung Duriat, atau Masjid Al Kamil.
Alamat dan Akses Menuju Lokasi
Waduk Jatigede berada di Cijeungjing, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Lokasi ini cukup strategis dan mudah diakses dari berbagai kota besar di Jawa Barat.
– Dari Alun-Alun Sumedang: ±27,9 km atau sekitar 1 jam perjalanan.
– Dari Tol Cisumdawu: ±33,1 km atau sekitar 50 menit.
– Dari Bandung: ±80 km dengan waktu tempuh 1,5 – 2 jam.
Baca Juga:Petualangan Seru di Gunung Tampomas Sumedang: Aktivitas yang Wajib DicobaPetani Didorong Tetap Produktif
Jalur menuju waduk sudah beraspal baik dan dilengkapi dengan pemandangan perbukitan serta sawah yang menyejukkan mata.
Sejarah Waduk Jatigede
Pembangunan Waduk Jatigede memiliki kisah panjang yang penuh dinamika. Ide pembuatannya sudah ada sejak masa Hindia Belanda yang merencanakan waduk besar di aliran Sungai Cimanuk.
Namun, rencana itu gagal terealisasi karena mendapat penolakan dari masyarakat setempat.
Pada era Presiden Soekarno tahun 1963, rencana ini kembali disuarakan. Meski demikian, pembangunan sempat tertunda akibat keterbatasan biaya.