– Dari Bandung: ±80 km dengan waktu tempuh 1,5 – 2 jam.
Jalur menuju waduk sudah beraspal baik dan dilengkapi dengan pemandangan perbukitan serta sawah yang menyejukkan mata.
Sejarah Waduk Jatigede
Pembangunan Waduk Jatigede memiliki kisah panjang yang penuh dinamika. Ide pembuatannya sudah ada sejak masa Hindia Belanda yang merencanakan waduk besar di aliran Sungai Cimanuk.
Namun, rencana itu gagal terealisasi karena mendapat penolakan dari masyarakat setempat.
Baca Juga:Jangan Salah, Ini Lokasi dan Alamat Gunung Kerenceng Sumedang yang BenarGunung Kerenceng Sumedang: Pesona Trekking dengan Panorama 360 Derajat
Pada era Presiden Soekarno tahun 1963, rencana ini kembali disuarakan. Meski demikian, pembangunan sempat tertunda akibat keterbatasan biaya.
Proses nyata baru dimulai pada tahun 1982 dengan pembebasan lahan, dilanjutkan konstruksi pada 2007 hingga akhirnya diresmikan tahun 2015.
Kini, Waduk Jatigede bukan hanya penopang ketahanan pangan dan energi, tetapi juga simbol keberhasilan pembangunan infrastruktur Indonesia.
Objek Wisata di Waduk Jatigede
Selain waduknya, wisatawan juga bisa menjelajahi berbagai destinasi menarik di sekitarnya, seperti:
1. Desa Wisata Karedok – cocok untuk rafting dan camping.
2. Masjid Al Kamil Jatigede – masjid indah berbentuk bunga teratai.
3. Puncak Permata – spot foto dengan panorama waduk.
4. Lingkar Timur Waduk Jatigede – jalur ikonik dengan pemandangan menawan.
5. Tanjung Duriat & Taman Seribu Cahaya – pilihan wisata keluarga.
Mitos-Mitos Mistis di Balik Waduk Jatigede
Waduk Jatigede di Sumedang bukan hanya dikenal sebagai bendungan raksasa yang berfungsi mengendalikan air, tetapi juga menyimpan beragam cerita mistis yang hidup di tengah masyarakat.
Dari kisah buaya putih hingga ular raksasa yang mendiami dasar waduk, mitos-mitos ini menjadi bagian dari identitas budaya sekaligus menambah aura misteri kawasan tersebut.
1. Legenda Buaya Putih dan Keuyeup Bodas = Salah satu cerita yang paling populer adalah kisah tentang Buaya Putih dan Keuyeup Bodas atau ketam putih.
Baca Juga:Petualangan Seru di Gunung Tampomas Sumedang: Aktivitas yang Wajib DicobaPetani Didorong Tetap Produktif
Masyarakat percaya bahwa sosok Buaya Putih adalah jelmaan arwah Sangkuriang, tokoh legendaris yang ingin membendung Sungai Cimanuk untuk menciptakan sebuah telaga.
Buaya putih ini diyakini menjadi simbol penjaga waduk, hadir dari mitos lama yang sudah diwariskan turun-temurun.
Namun, keberadaan Buaya Putih tidak pernah mulus. Ia disebut selalu dihadang oleh Keuyeup Bodas, ketam putih raksasa yang berjanji akan merusak bendungan dan membuat telaga jebol.