Sejarah dan Perkembangan Ü Umlaut: Dari Perubahan Bunyi Kuno Hingga Menjadi Simbol Modern

Sejarah dan Perkembangan Ü Umlaut: Dari Perubahan Bunyi Kuno Hingga Menjadi Simbol Modern
Sejarah dan Perkembangan Ü Umlaut: Dari Perubahan Bunyi Kuno Hingga Menjadi Simbol Modern - (Ilustrasi)
0 Komentar

SUMEDANG EKSPRES – Huruf U dengan dua titik di atasnya, yang dikenal sebagai Umlaut atau Dwititik—adalah salah satu karakter paling khas yang sering dijumpai dalam bahasa Jerman.

Namun, di balik bentuknya yang sederhana, tersimpan sejarah linguistik yang kompleks tentang perubahan bunyi vokal dalam rumpun bahasa Jermanik.

1. Asal-Usul Linguistik: Gejala i-Mutasi

Perkembangan Ü Umlaut tidak dimulai dari penambahan titik, melainkan dari sebuah fenomena fonologis (perubahan bunyi) yang dikenal sebagai Umlaut atau i-Mutasi dalam linguistik Jermanik. Gejala ini terjadi sekitar tahun 450 hingga 500 M di berbagai bahasa Jermanik awal.

Baca Juga:Perkembangan dan Manfaat Unthuk Cacing (Galian Tanah) dalam EkologiUnthuk Cacing: Sejarah Manisnya Kenangan Jajanan Tradisional

  • Proses Asimilasi: Umlaut adalah bentuk asimilasi, di mana vokal belakang (seperti /u/) dipengaruhi oleh vokal depan (terutama /i/ atau /j/) yang muncul pada suku kata berikutnya.
  • Perubahan Bunyi: Akibat pengaruh ini, vokal belakang /u/ “dimajukan” (menjadi vokal depan) agar lebih mudah diucapkan bersama vokal /i/ yang mengikutinya. Bunyi /u/ yang maju ini kemudian berevolusi menjadi vokal depan tertutup bulat, yaitu bunyi $ [text{y}] $, yang saat ini diwakili oleh U¨.

Contoh Klasik: Perubahan bentuk jamak. Dalam bahasa Jermanik kuno, kata jamak sering dibentuk dengan menambahkan sufiks yang mengandung i. Contoh:

Bentuk tunggal: foˉt (kaki)

Bentuk jamak: foˉtiz (kaki-kaki)

Setelah i-Mutasi: Vokal o berubah menjadi o¨ (atau e) karena adanya i di suku kata berikutnya.

2. Perkembangan Penulisan: Dari Surat Kecil Menjadi Dwititik

Pada awalnya, perubahan bunyi yang menghasilkan [y] ini tidak langsung ditulis menggunakan dwititik ($text{ddot{}}$). Perkembangan notasi U¨ dalam penulisan bahasa Jerman terjadi secara bertahap:

Abad Pertengahan (Masa Transisi): Para juru tulis (skriptor) pada masa Jerman Hulu Kuno sering menggunakan huruf kecil e yang ditulis di atas huruf u yang terpengaruh, seperti ue. Huruf e kecil ini menunjukkan bahwa vokal tersebut telah “diubah” (dimajukan) bunyinya.

Awal Era Modern (Abad ke-16 M): Seiring waktu, huruf e kecil di atas vokal ini disederhanakan menjadi dua garis vertikal pendek, yang pada akhirnya berkembang menjadi dua titik (dwititik) yang kita kenal sekarang ($text{ddot{}}$). Tanda ini berfungsi sebagai diakritik untuk menunjukkan bahwa huruf vokal u yang mendasarinya mengalami fenomena umlaut (perubahan bunyi).

0 Komentar