SUMEDANG EKSPRES – Lockheed U-2, yang dikenal dengan julukan “Dragon Lady,” adalah pesawat pengintai ketinggian tinggi bermesin tunggal milik Amerika Serikat yang telah memainkan peran penting dalam pengumpulan intelijen selama lebih dari setengah abad.
Dirancang secara rahasia oleh divisi Lockheed Skunk Works yang legendaris di bawah arahan Clarence “Kelly” Johnson, pesawat ini menjadi simbol kemampuan pengawasan udara selama Perang Dingin dan terus beroperasi hingga saat ini berkat pemutakhiran berkelanjutan.
Desain dan Kemampuan
U-2 pertama kali terbang pada tahun 1955 dan dirancang khusus untuk terbang pada ketinggian ekstrem, di atas 70.000 kaki (sekitar 21.300 meter). Pada saat itu, ketinggian ini dianggap berada di luar jangkauan sebagian besar pencegat dan rudal anti-pesawat Soviet.
Beberapa ciri utama U-2 meliputi:
Baca Juga:Surga Para Pemancing di Cimalaka Sumedang: Rekomendasi Spot TerbaikRekomendasi 5 Titik Istirahat di Tol Cisumdawu (Rest Area KM & Area Fungsional)
- Sayap Panjang dan Ramping: Desain sayap U-2 menyerupai pesawat luncur (glider), yang memungkinkannya meluncur dengan sangat efisien dan mempertahankan ketinggian yang sangat tinggi untuk durasi penerbangan yang lama.
- Pengintaian Semua Cuaca: Pesawat ini mampu melakukan misi pengintaian pada siang atau malam hari, dan dalam segala kondisi cuaca.
- Peralatan Canggih: U-2 membawa berbagai peralatan pengintaian sinyal (SIGINT), pencitraan (IMINT), dan pengukuran serta intelijen tanda tangan (MASINT). Kemampuan muatan sensornya bersifat modular, memungkinkan adaptasi cepat terhadap teknologi dan kebutuhan misi yang terus berkembang.
- Kinerja Pilot: Pilot U-2 harus mengenakan pakaian bertekanan penuh yang menyerupai pakaian antariksa. Hal ini diperlukan untuk melindungi mereka dari tekanan udara rendah dan suhu ekstrem di ketinggian jelajah pesawat yang mendekati zona yang setara dengan ruang angkasa.
Peran Kunci dalam Perang Dingin
U-2 mulai dioperasikan oleh CIA (Central Intelligence Agency) dan Angkatan Udara AS (USAF) pada tahun 1950-an.
Misinya adalah untuk terbang di atas wilayah udara Uni Soviet, Tiongkok, dan negara-negara komunis lainnya guna mengumpulkan informasi intelijen yang vital mengenai kemampuan militer dan nuklir mereka.
Dua insiden penting menandai peran U-2 selama Perang Dingin:
- Insiden U-2 tahun 1960: Pada tanggal 1 Mei 1960, sebuah U-2C yang diterbangkan oleh pilot CIA Francis Gary Powers ditembak jatuh di atas Uni Soviet oleh rudal darat-ke-udara (SAM). Insiden ini menjadi krisis diplomatik besar yang memperparah ketegangan Perang Dingin.
- Krisis Rudal Kuba 1962: Foto udara yang diambil oleh pesawat U-2 pada bulan Oktober 1962 mengonfirmasi pembangunan situs rudal nuklir ofensif Soviet di Kuba. Bukti ini memicu Krisis Rudal Kuba, salah satu momen paling berbahaya dalam sejarah Perang Dingin.
