Apa yang Terjadi: Folikel yang pecah (tempat sel telur dilepaskan) berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mulai memproduksi Progesteron dalam jumlah tinggi untuk mempertahankan ketebalan dinding rahim.
- Jika tidak terjadi kehamilan: Korpus luteum menyusut dan mati. Kadar Estrogen dan Progesteron anjlok drastis. Penurunan hormon inilah yang memicu luruhnya dinding rahim (menstruasi), dan menyebabkan gejala PMS.
- Peran Hormon: Peningkatan tajam Progesteron, diikuti oleh penurunan drastis Estrogen dan Progesteron di akhir fase.
- Durasi: Sekitar hari ke-15 hingga hari ke-28 (cukup konstan, sekitar 12-16 hari).
- Gejala: Inilah saat di mana Pre-Menstrual Syndrome (PMS) muncul, termasuk:
- Fisik: Payudara terasa sakit dan membengkak, kembung, nafsu makan meningkat, kelelahan, dan jerawat.
- Emosional: Kecemasan, mudah marah, perubahan mood yang cepat, dan sensitivitas emosional yang tinggi.
Memahami keempat fase ini, terutama fase luteal, dapat membantu wanita mengelola gejala PMS dengan lebih baik dan mengenali pola alami tubuh mereka.